Oleh karena itu, Teddy Gusnaidi menilai, cara memberantas teroris harus konsisten seperti cara memberantas narkoba.
"Pemuka agama jadi-jadian ini sama seperti pengguna narkoba. Mereka bisa merusak lingkungan. Tangkap dan interogasi siapa pemasoknya," kata Teddy Gusnaidi.
"Pemasoknya itu ditangkap lalu interogasi lagi, sampai ketemu bandar besar. Pemberantasannya harus konsisten seperti pemberantasan narkoba," sambungnya.
Teddy Gusnaidi juga menilai bahwa pola kerja BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) harus sama seperti pola kerja BNN (Badan Narkotika Nasional).
"Pengguna narkoba itu sembunyi-sembunyi, tapi bisa diberantas. Sedangkan pecinta terorisme terang-terangan, harusnya lebih mudah. Kenapa malah sebaliknya?," ujar Teddy Gusnaidi.
Menurut Teddy Gusnaidi, pemerintah melalui aparat penegak hukum seharusnya bisa menemukan orang-orang yang mendukung radikalisme dengan mudah, karena mereka menampilkan diri.
"Tapi jarang kita temukan orang yang menggunakan narkotika secara terang-terangan. Seharusnya sangat mudah memberantas kelompok radikal dibandingkan kelompok narkotika. Ini cuma masalah niat," kata Teddy Gusnaidi.
Teddy Gusnaidi juga mengimbau, agar aparat penegak hukum tak takut disebut anti-agama atau anti-pemuka agama.