BMKG: Siklon Tropis Seroja yang Timbulkan Bencana di NTT Dampak dari Pemanasan Global

- 6 April 2021, 14:58 WIB
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengamati pergerakan Siklon Tropis Seroja melalui citra satelit Himawari di Stasiun Klimatologi BMKG Karangploso, Malang, Jawa Timur, Selasa, 6 April 2021.
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengamati pergerakan Siklon Tropis Seroja melalui citra satelit Himawari di Stasiun Klimatologi BMKG Karangploso, Malang, Jawa Timur, Selasa, 6 April 2021. /ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO

PR BEKASI – Siklon Tropis Seroja yang menimbulkan bencana di sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga merupakan dampak dari pemanasan global.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu air laut yang merupakan tempat mengabsorsi karbon dioksida saat ini semakin panas dan menimbulkan dampak dari gas rumah kaca.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang digelar virtual di Jakarta, Selasa, 6 Maret 2021.

"Ini baru hipotesis ya, tapi ada korelasi dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh global warming (pemanasan global)," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Ajak Jaga Hutan Bakau dengan Wayang, Simak Kisah Samsudin Warga Indramayu yang Diliput Media Asing

Baca Juga: Mantan Teroris: Air Gun yang Digunakan Zakiah Aini Telah Dimodifikasi dan Bisa Membunuh

Baca Juga: Surat Telegram Kapolri: Media Dilarang Siarkan Arogansi dan Tindak Kekerasan Polisi

Oleh karena itu, Dwikorita Karnawati meminta Pemerintah mulai melaksanakan mitigasi untuk mencegah bencana yang ditimbulkan oleh pemanasan global.

"Yang perlu kita sadari bersama global warming ini memang benar-benar harus dimitigasi," katanya.

Diketahui, sejak tahun 2008 tercatat ada sepuluh kejadian siklon tropis yang melanda wilayah Indonesia.

Siklon tropis tersebut terjadi setiap dua sampai empat tahu sekali yaitu pada 2008, 2010, serta 2014.

Baca Juga: Lindungi Atlet Dari Covid-19, Korea Utara Absen di Olimpiade Tokyo 2021

"Tetapi sejak 2017 itu setiap tahun selalu terjadi, setiap tahun, dan bahkan dalam setahun bisa dua kali, dan Siklon Tropis Seroja ini baru yang pertama kali benar-benar cukup dahsyat, karena masuk sampai ke daratan," katanya.

Siklon Tropis Seroja pada Minggu, 4 April 2021 menghantam beberapa kabupaten/kota di wilayah NTT.

Siklon tersebut menyebabkan menyebabkan banjir dan tanah longsor di Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, dan Kabupaten Alor.

Kemudian di Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Ende.

Baca Juga: Lima Instruksi Jokowi Soal Penanganan Bencana di NTT dan NTB, Mulai dari Evakuasi sampai Mitigasi

Selain itu, Siklon Tropis Seroja juga menimbulkan bencana di wilayah NTB, tepatnya di Kabupaten Bima.

Diwkorita Karnawati mengemukakan bahwa siklon yang terjadi di wilayah Indonesia sebelumnya tidak sampai masuk ke daratan.

Namun, Siklon Tropis Seroja yang baru terjadi tersebut mencapai daratan dan menimbulkan kerusakan.

"Dan itu lah yang membuat lebih dahsyat. Bayangkan, kecepatannya saat terbentuk bisa sampai pusarannya 85 kilometer per jam," katanya.

Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Tuai Kritik Usai Larang Media Siarkan Kepolisian yang Tampilkan Arogansi dan Kekerasan

Pengaruh siklon tropis, menurut Dwikorita Karnawati, diperkirakan akan terus berlangsung hingga 7 April 2021.

"Yang dikhawatirkan adalah ini mirip tsunami, jadi gelombang tingginya masuk ke darat. Meskipun tidak sama dan sekuat gelombang tsunami, tetapi sama-sama masuk ke darat dan dapat merusak," katanya.

Menurutnya, siklon bisa menimbulkan gelombang setinggi hingga enam meter di Samudra Hindia.

Selain itu, siklon juga dapat menimbulkan gelombang dengan tinggi empat sampai enam meter di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur seperti perairan Flores, Laut Sawu, perairan selatan Pulau Sumba.

Baca Juga: Minta Pemerintah Revisi Larangan Mudik, dr. Tirta: Bukber Boleh, Wisata dibuka, Harusnya Mudik Tidak Dilarang

"Ini yang perlu diwaspadai oleh masyarakat baik di wilayah perairan dan lautan," kata Dwikorita Karnawati.

BMKG memperkirakan Siklon Tropis Seroja akan semakin menjauh dari Indonesia setelah 7 April 2021.

"Sebelum tanggal 7 itu masih terjadi hujan, dapat mencapai lebat, disertai kilat, petir, dan angin kencang. Namun setelah itu Insya Allah prediksinya situasi cuaca sudah semakin membaik," katanya.

"Tapi gelombang di lautan masih berpotensi tetap tinggi. Jadi harus diwaspadai juga di lautan, meski daratannya nanti sudah semakin tenang tapi lautannya gelombangnya masih semakin tinggi," katanya menambahkan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x