“Catatan saya kalau doa semua agama ya bagaimana mempersingkat, jangan sampai berlomba memperpanjang doa,” ucap Guntur Romli.
Guntur Romli menilai ide tersebut pun bisa menjadi representasi keberagaman Indonesia.
Baca Juga: Biaya Haji 2021 Naik Hingga Rp9,1 Juta, BPKH Sarankan Sebagian Biaya Prokes dari APBN
“Ide Menag ini keren, tinggal atur teknisnya, ini representasi Bhinneka Tunggal Ika,” ucapnya.
Catatan saya kalau doa semua agama ya bgm mempersingkat, jangan smpe berlomba memperpanjang doa ???? ide Menag ini keren, tinggal atur tehnisnya, ini representasi Bhinneka Tunggal Ika— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) April 6, 2021
Lebih lanjut, ia pun memberikan contoh penerapan ide tersebut di acara-acara internal Kemenag.
“Contoh, sebelum dimulai acara, dibacakan ayat suci Al-Quran, ini kan bisa disertakan juga kutipan dari kitab-kitab suci yang lain,” tuturnya.
“(Tapi ini khusus pertemuan umum Kemenag bukan acara agama tertentu, seperti rakernas) misal mau tema: tolong menolong, ada dari Quran, Alkitab, Veda,” ujarnya.
Baca Juga: Bupati Lembata Tetapkan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana di NTT Berlaku hingga 17 April
Menurutnya, pembacaan doa lintas agama pun bisa menjadi ajang saling mengenal satu ajaran lain dengan lainnya.
“Karena peserta yang hadir umum dari semua dirjen kemenag maka acara juga perlu merepresentasikan yang hadir, ini juga bisa jadi momen saling mengenal ajaran agama masing-masing,” ujarnya.