"Sehingga dalam jangka waktu dua jam itu memang bisa dipengaruhi. Karena keterpaparan korban yang akan direkrut ini, cara berpikirnya sudah radikal, lalu diberikan doktrin sedikit saja pasti cepat masuk paham terorisme," ujar Valentina.
Untuk mencegah kejadian ini terulang kembali, pihaknya dari Kemen PPPA akan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), akan memetakan daerah-daerah di tanah air, dimana perempuan-perempuannya rentan mengikuti aliran radikalisme.
"Kami dan BNPT akan membuat data karena data penting untuk pastikan dimana wilayah-wilayah kerentanan itu terjadi," katanya.
Langkah ini adalah bagian dari rencana Kemen PPPA untuk mencegah perempuan menjadi pelaku teror di masa mendatang.
Nantinya, setiap perempuan di daerah tersebut akan diberikan pelatihan dan pendarahan untuk mencegah mereka terpapar paham radikal yang menjerumus ke arah terorisme.
Dalam hal ini, Kemen PPPA akan melakukan pendekatan melalui kelompok kerja (pokja) yang telah terbentuk di tingkat desa, kelurahan, hingga provinsi.
Pokja yang ikut tergabung diantaranya Pokja Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
Baca Juga: Desiree Tarigan Mengaku Tak Mendapat Nafkah Lahir dan Batin Selama 8 Tahun, Hotma Sitompul: Drama!