Cegah Perempuan Jadi Target Paham Radikalisme, Kemen PPPA Gandeng BNPT Pastikan Wilayah Rentan Radikalisme

- 8 April 2021, 12:34 WIB
Kemen PPPA gandeng BNPT untuk cegah perempuan jadi target paham radikalisme dan pastikan wilayah-wilayah yang rentan paham radikalsme.
Kemen PPPA gandeng BNPT untuk cegah perempuan jadi target paham radikalisme dan pastikan wilayah-wilayah yang rentan paham radikalsme. /Dok. PMJ News.

 

PR BEKASI - Indonesia tengah menghadapi ancaman terorisme dan radikalisme.

Salah satu yang memicu berkembangnya aksi terorisme yakni paham radikalisme.

Pemerintah melalui Kementerian dan instansi terkait sudah mengimbau masyarakat untuk menghindari adanya hal tersebut.

Baca Juga: Soal Dugaan Keterkaitan FPI dan Terorisme, KSP: Bukan Keinginan Pemerintah, Itu Fakta yang Ditemukan Polisi

Sementara itu, Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Dalam Rumah Tangga dan Rentang Kementerian PPPA, Valentina Ginting mengatakan bahwa para perempuan yang terlibat dalam aksi terorisme baru-baru ini telah memiliki pemahaman radikal dalam pola pikirnya.

Para perempuan ini kemudian di doktrin paham radikal dan ekstrimisme dalam waktu singkat oleh si perekrut teror agar mereka bersedia melakukan aksi terorisme.

Dalam seminar daring bertajuk "Perlindungan Perempuan Dari Paham Terorisme dan Ekstremisme" pada Rabu 7 April di Jakarta, Valentina mengatakan jika perempuan terduga teroris ini sudah punya paham radikal dalam dirinya, seperti dilansir Kabar Besuki dari Antara.

Baca Juga: Unggah Berkas Fatwa MUI Soal Doa Bersama, Cholil Nafis: Haram Mengamini Doa Orang Beda Agama

"Sehingga dalam jangka waktu dua jam itu memang bisa dipengaruhi. Karena keterpaparan korban yang akan direkrut ini, cara berpikirnya sudah radikal, lalu diberikan doktrin sedikit saja pasti cepat masuk paham terorisme," ujar Valentina.

Untuk mencegah kejadian ini terulang kembali, pihaknya dari Kemen PPPA akan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), akan memetakan daerah-daerah di tanah air, dimana perempuan-perempuannya rentan mengikuti aliran radikalisme.

"Kami dan BNPT akan membuat data karena data penting untuk pastikan dimana wilayah-wilayah kerentanan itu terjadi," katanya.

Baca Juga: Soal Aksi Terorisme di Makassar dan Mabes Polri, Munarman: Ini Rekonstruksi Sosial, Bukan Peristiwa Hukum

Baca Juga: Dihujat karena Pakai Translator di Kontes Kecantikan Miss Eco Internasional 2021, Intan Wisni Buka Suara

Langkah ini adalah bagian dari rencana Kemen PPPA untuk mencegah perempuan menjadi pelaku teror di masa mendatang.

Nantinya, setiap perempuan di daerah tersebut akan diberikan pelatihan dan pendarahan untuk mencegah mereka terpapar paham radikal yang menjerumus ke arah terorisme.

Dalam hal ini, Kemen PPPA akan melakukan pendekatan melalui kelompok kerja (pokja) yang telah terbentuk di tingkat desa, kelurahan, hingga provinsi.

Pokja yang ikut tergabung diantaranya Pokja Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).

Baca Juga: Desiree Tarigan Mengaku Tak Mendapat Nafkah Lahir dan Batin Selama 8 Tahun, Hotma Sitompul: Drama!

Hingga saat ini tercatat 1.921 desa, 342 kabupaten/kota, dan 34 provinsi yang telah memiliki Pokja PATBM. Kemudian 156 Puspaga juga sudah terbentuk di 12 provinsi dan 12 kabupaten/kota.

"Kami sudah punya kelompok-kelompok masyarakat dari tingkat paling rendah, seperti PATBM, Puspaga. Nanti kami mencetak mereka menjadi perempuan-perempuan pelopor perdamaian sehingga mereka menjadi garda terdepan kita untuk memastikan pencegahan di tingkat masyarakat," jelas Valentina.

Dalam dua pekan terakhir, kejadian aksi terorisme yang terjadi selalu melibatkan perempuan muda, sebagaimana diberitakan Kabarbesuki.Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Perempuan Jadi Target Paham Ekstrim, Kemen PPPA dan BNPT Petakan Daerah Rentan Rekrut Teroris Perempuan".

Pada Minggu 28 Maret 2021, terjadi aksi teror bom bunuh diri dimana salah satu pelaku adalah seorang wanita berusia 26 tahun.

Tiga hari kemudian, kembali terjadi tindak terorisme dimana seorang perempuan berusia 25 tahun berusaha menembak polisi yang sedang bertugas di Mabes Polri pada Rabu, 31 Maret sore.

Dengan adanya kerjasama antara Kemen PPPA dengan BNPT, perempuan muda tidak akan lagi menjadi korban paham sesat radikalisme.*** (Rianti Setyarini/Kabarbesuki.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Kabar Besuki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x