Terdampak Siklon Tropis, Warga Desa Tunbaun: Semua Mata dan Telinga Mengarah ke Flotim dan Lembata

- 11 April 2021, 15:32 WIB
Sejumlah anak sedang menatap kampung halaman mereka di Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur yang diterjang siklon tropis Seroja pada 4-5 April lalu.
Sejumlah anak sedang menatap kampung halaman mereka di Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur yang diterjang siklon tropis Seroja pada 4-5 April lalu. /Bernadus Tokan/ANTARA

PR BEKASI - Sebagian Desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tenggelam diterjang Siklon Tropis Seroja yang pada 4-5 April 2021 lalu, tetapi tidak ada korban jiwa.

Salah seorang warga Desa Tunbaun, Erasmus Siki menuturkan bahwa perhatian pemerintah kini masih terfokus pada wilayah Flores Timur dan Lembata.

"Semua mata dan telinga mengarah ke Flores Timur dan Lembata, sehingga suara kami tidak didengar,” kata Erasmus Siki seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Minggu.

Baca Juga: Lengkapi Ibadah Ramadhanmu dengan Witir, Berikut Niat dan Tata Cara salat Witir Beserta Latin dan Artinya

Ia pun menuturkan bahwa warga di Desa Tunbaun kesulitan menyampaikan informasi ke dunia luar.

“Kami juga kesulitan menyampaikan informasi keluar karena tidak ada akses telepon maupun internet. Listrik pun padam," katanya.

Menurut dia, longsor yang menerjang sebagian desa itu telah menyebabkan 294 kepada keluarga kehilangan tempat tinggal, tetapi semua warga selamat karena sudah meninggalkan rumah-rumah mereka sebelum terjadi longsor.

Baca Juga: Minimalisir Penyebaran Covid-19, PPKM Mikro Kota Bekasi Diperpanjang hingga 19 April 2021

Dia mengatakan, warga desa berbondong-bondong meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat aman pada Sabtu, 3 April 2021 setelah mendapat informasi dari Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai kemungkinan adanya banjir dan longsor.

Kondisi terparah terjadi di Kampung Nefo yang dihuni lebih dari 400 jiwa karena puluhan rumah penduduk hilang tenggelam, katanya.

Banjir dan longsor yang terjadi di desa itu, selain menghancurkan rumah-rumah penduduk, tanaman petani yang sudah siap panen pun semuanya terbawa longsor.

Baca Juga: Kristia Budiyarto Batalkan dan Copot Pejabat PT Pelni yang Gelar Kajian Ramadan, Haikal Hassan: Zaman Setan

Saat ini para korban masih ditampung di posko bencana Gereja Siloam serta sebagian lagi ditampung di rumah keluarga terdekat, kata warga lainnya Jems Fointuna.

"Sebagian warga desa ini sedang berada di penampungan. Mereka belum kembali ke desa. Hanya ada beberapa orang tua dan anak-anak," katanya.

Dia berharap, adanya uluran tangan dari para pihak untuk membantu meringankan beban para korban, terutama mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x