Menurutnya hal itu bukan masalah, asal diadu 3 hal penting, yakni dari partai politik mana, kompetensinya apa, dan siapa yang paling memahami tujuan presiden.
"Tantangan Adian itu menarik, diadu betul tiga hal, dari partai politik mana, jadi artinya yang lebih dulu mendukung dan mencalonkan itu dapat lebih besar, yang ikutan belakangan lebih kecil," ujar Effendi Gazali.
"Kedua kompetensinya, dan yang ketiga mana yang paling memahami jalan pikiran presiden. Tiga itu dibikin skornya, dialah yang masuk 600 dari 6000," sambungnya.
Meski demikian, Effendi Gazali berharap pemerintah menjadikan marwah Komisaris BUMN menjadi sesuatu yang penting.
"Saya ingin lebih menekankan, mudah-mudahan marwah mereka yang menjadi komisaris ini jadi sesuatu yang penting, dengan keberhasilan mencapai hal-hal yang sudah ditentukan key performance indicator tadi," tuturnya.
"Tapi kalau enggak, ini seperti birokrasi kompleks jadinya, atau kalau dibalik kompleks birokrasi. Siapa saja dari tim pemenangan itu menjadi bisa, selama jumlahnya tidak lebih dari 10 persen," kata Effendi Gazali.***