"Lalu ada proyek yang sangat besar, yang dimakan triliunan. Saya marah, saya mencoret dan saya tidak menandatangani. Itu pilihan dan dikatakan saya tidak sejalan. Ya pasti saya tidak sejalan dengan orang yang mau merampok," tuturnya.
Lantaran merasa dirinya sudah tidak lagi sejalan dengan kebijakan BUMN, Said Didu pun melepaskan semua jabatannya dan menjadi manusia merdeka seutuhnya.
Baca Juga: Ayu Ting Ting Akui Susah Dapat Jodoh: Ayah dan Ibu Ingin Cari yang Harus Lebih di Atas Saya
"Saat itu, dengan istri dan anak saya, saya menyatakan ingin menjadi manusia merdeka dan saya akan melepaskan semua jabatan saya untuk menyuarakan suara rakyat. Walaupun saya kehilangan pendapatan Rp250-350 juta sebulan," tutur Said Didu.
Said Didu mengatakan, dia rela kehilangan penghasilan ratusan juta sebulan, karena dirinya tak mau menjadi orang munafik.
"Saya tidak bisa bermain abu-abu. Jadi kalau saya masih menerima penghasilan, terus saya mengkritik, itu kan sama dengan munafik. Saya tidak mau munafik," ujar Said Didu.
Baca Juga: Venti Figianti Ingin Kembalikan Kiwil Padanya, Rohimah Murka: Telat! Neng ke Mana Aja Kemarin?
Said Didu pun menegaskan bahwa dia tidak hanya mengkritik kebijakan BUMN di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tapi juga pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Pada saat SBY juga saya bersuara lantang. Saya menerima hampir seribu calon komisaris dan direksi BUMN di meja saya dan saya menyatakan ke pimpinan, ini saya buang ke tong sampah," tuturnya.
"Karena tidak ada yang memenuhi persyaratan. Saya juga nunggu dipecat, tapi gak juga dipecat," kata Said Didu.***