Pakar Sebut Ancaman Intrusi Kapal Asing di Laut Natuna Utara Bakal Meningkat di Tahun 2022

- 8 Januari 2022, 06:12 WIB
Ilustrasi Laut Natuna Utara.
Ilustrasi Laut Natuna Utara. /Reuters/Philippine Coast Guard

Baca Juga: Ketua GP Ansor Tanggapi Soal Dugaan Kasus Ujaran Kebencian Ferdinand Hutahaean

Ambisi China untuk menguasai secara de facto (pengakuan fakta keberadaan negara), klaim nine-dash line (sembilan garis terputus-putus yang dibuat China di Laut China Selatan).

Achmad Santoso juga mendesak adanya upaya diplomasi pada negara yang rutin memberikan ancaman di teritori Indonesia.

Langkah pertama yang bisa dilakukan oleh pihak terkait adalah perumusan peraturan sementara yang dibuat dua negara bersengketa di sebuah wilayah (provisional arrangement) tahun 2022.

Hal itu perlu dilakukan terutama dengan pemerintah Vietnam, untuk melindungi keberlanjutan sumber daya kelautan Indonesia.

Baca Juga: 7 Link Twibbon Hari Gerakan Satu Juta Pohon 2022, Cocok untuk Dibagikan di Sosial Media

Adapun langkah kedua adalah dengan menggalakkan riset ilmiah melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memetakan kondisi kesehatan laut.

Kondisi terumbu karang di Laut Natuna zona timur dan utara yang selama ini dimanfaatkan oleh asing perlu mendapat perhatian.

"Ketiga, pemerintah Indonesia secara tegas dan terbuka menyampaikan nota protes kepada Tiongkok untuk segala tindakan yang didasarkan pada klaim nine-dash line yang tidak berdasar," ujar Achmad.

CEO IOJI juga mendesak pemerintah untuk meningkatkan kemauan politik (political will) dalam penanganan sampah plastik di laut dari aktivitas kapal melalui kajian efektivitas kebijakan penanganan sampah plastik di laut.

Halaman:

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah