Cut menerangkan walaupun seseorang telah menjalankan pola hidup sehat, tetapi tidak menutup kemungkinan orang tersebut masih akan mengalami sakit, akibat bakteri atau virus lain. Untuk itu masyarakat juga diimbau tetap melakukan pengecekan kesehatan secara berkala untuk deteksi dini suatu penyakit.
Berdasarkan, Data Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) 2018 menyebutkan prevalensi gagal ginjal kronis pada penduduk usia di atas 15 tahun sebanyak 0,38 persen atau 739.208 jiwa dengan prevalensi tertinggi di Kalimantan Utara 0,64 persen dan terendah di Sulawesi Barat 0,18 persen.
Proporsi pasien yang menjalani terapi cuci darah atau hemodialisis pada penduduk usia di atas 15 tahun dengan gagal ginjal kronis di Indonesia sebanyak 19,33 persen, tertinggi di DKI Jakarta 38,71 persen dan terendah Sulawesi Tenggara 1,99 persen.***