Kabar Gembira, KLHK Umumkan Kelahiran Dua Badak Jawa di Hari Konservasi Nasional 2020

- 20 September 2020, 09:28 WIB
Salah satu badak jawa yang lahir di Taman Nasional Ujung Kulon diberi nama Helen
Salah satu badak jawa yang lahir di Taman Nasional Ujung Kulon diberi nama Helen /ANTARA

PR BEKASI – Kelahiran sepasang badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon diumumkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Pengumuman tersebut bertepatan dengan Hari Konversi Alam Nasional 2020.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antaranews pada Minggu, 20 September 2020, Direktur Jendral Koservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiranto mengatakan kondisi habitat badak jawa masih baik.

Baca Juga: Siswi Non-Muslim Raih Hasil Sempurna di Pelajaran Islam, Alasannya Tuai Decak Kagum

Habitat badak jawa yang dinyatakan baik tersebut ada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang ditandai dengan kelahiran spesies bernama ilmiah Rhinoceros Sondaicus tersebut.

“Tahun lalu, di TN Ujung Kulon juga terdapat empat kelahiran individu badak jawa. Kelahiran badak jawa di TN Ujung Kulon tersebut juga mempertegas bahwa populasi badak jawa terus mengalami perkembangbiakan alami dengan baik sehingga terus memberi harapan besar bagi kelangsungan hidup satwa langka spesies badak jawa,” kata Wiranto.

Diketahui bahwa keberadaan anak badak jawa jantan bernama Luther dan anak badak jawa betina bernama Helen tersebut dapat diketahui dari hasil monitoring.

Monitoring dilakukan oleh tim Balai Taman Nasional Ujung Kulon sejak Maret hingga Agustus 2020 dengan menggunakan 93 video kamera jebak.

Baca Juga: Lahiran Irish Bella Dipercepat, Ammar Zoni Ungkap Kondisi Putranya yang Sempat Buat Dokter Khawatir

Hingga Agustus tahun ini, jumlah kumulatif badak jawa berdasarkan data terakhir KLHK mencapai 74 individu.

Masing-masing terdiri dari 40 jantan dan 34 betina, dengan komposisi umur yakni 15 badak adalah individu anak dan 59 merupakan klaster usia remaja hingga dewasa.

Wiranto juga memastikan perihal ketersediaan pakan spesies terancam punah itu di smenanjung Ujung Kulon masih relatif sangat baik.

Sehingga menjadi daya dukung kehidupan dan perilaku badak jawa pada saat ini dam masa yang akan datang.

Menurut Wiranto, walaupun dalam situasi pandemi COVID-19, monitoring lapangan terus dilakukan di antaranya melalui video kamera jebak yang masih akan terus berlanjut.

Kegiatan monitoring dan pengamanan secara penuh tersebut terus dilakukan  hingga akhir Desember 2020 mendatang.

“Pengambilan data dan observasi habitat terus dilakukan. Pandemi ini tidak menghentikan kegiatan lapangan KLHK khususnya petugas konservasi di TN Ujung Kulon dan taman nasional lainnya di Indonesia,” ungkap Wiranto.

Menurutnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memerintahkan patroli dan kegiatan perlindungan kawasan konservasi.

Hal tersebut dilakukan juga terhadap satwa liar untuk tetap dilaksanakan di masa pandemi COVID-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Jokowi Jadi Timses Gibran-Teguh di Pilkada Solo 2020

“Dari satu kelahiran ke kelahiran selanjutnya dari badak jawa ini terus menyambung dan ini memperkuat optimisme serta semangat kita, tentu dalam situasi sangat sulit masa pandemi sekarang ini. Ini salah satu pesan substansial dari Menteri LHK. Ibu Menteri juga berkesempatan memberikan nama anak badak jantan ‘Luther’ dan betina diberi nama ‘Helen’,” ucap Wiranto.

Sementara, Menteri LHK, Siti Nurbaya pada pertemuan virtual menteri-menteri lingkungan hidup negara anggota G20 pada Rabu, 16 September 2020 menegaskan bahwa Pemerintah sedikitnya megalokasikan APBN tidak kurang dari Rp4 triliun.

Ditujukan untuk rehabilitasi lahan dan konservasi termasuk untuk kegiatan konservasi di TNUJ yang merupakan rumah bagi badak bercula satu yang terus berkembang jumlah populasinya.

Wiranto mengatakan dukungan APBN untuk konservasi dan taman nasional setidaknya menjadi penting dan memastikan tidak terjadinya kepunahan satwa-satwa kunci seperti badak jawa.

Badak merupakan salah satu spesies satwa langka kunci bersama-sama dengan gajah, orangutan, harimau, komodo, dan flagship spesies lainnya sebagai spesies penting di dunia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah