Hasil Survei BPS: 17 Persen Masyarakat Merasa Yakin Tidak Akan Terinfeksi Covid-19

- 8 Oktober 2020, 15:31 WIB
Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo.* /Antara/
Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo.* /Antara/ /

PR BEKASI – Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) periode 14-21 September 2020, diketahui secara nasional sebanyak 17 persen masyarakat Indonesia yakin dirinya tidak akan terinfeksi virus COVID-19.

Hal ini dikemukakan oleh Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo saat melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Utara (Sulut), Rabu, 7 Oktober 2020.

"Jumlah responden sebanyak 90.967 orang, angka yang besar untuk sebuah survei," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Antara.

Baca Juga: Viral, Sosok Wanita Penjaga Warung di Cianjur Ini Disebut Mirip Anya Geraldine

Dari keseluruhan hasil survei tersebut, diketahui sebanyak 12,5 persen responden survei yakin tidak mungkin tertular COVID-19, adapun 4,5 persen lainnya mengatakan sangat tidak mungkin terkena penyakit tersebut.

Sisanya, 34,3 persen mengatakan cukup mungkin tertular, 29,4 persen mengatakan mungkin bisa tertular, dan 19,3 persen mengatakan sangat mungkin untuk tertular COVID-19.

Tak ada perbedaan dalam kelompok jenis kelamin terkait keyakinan mereka tak akan terinfeksi COVID-19, begitu pula dengan kelompok usia.

Baca Juga: Dituding Rugikan Rakyat, Stafsus Bantah UU Ciptaker Rampas Tanah Rakyat

Besaran angka 17 persen itu berasal dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270 juta jiwa yang setara dengan 44,9 juta jiwa.

"Bayangkan ada sebanyak 44,9 juta masyarakat yang merasa yakin tidak akan terjangkit COVID-19," ujarnya.

Sulut sendiri diketahui menempati urutan dua secara nasional sebagai provinsi yang masyarakatnya yakin tidak akan terjangkit COVID-19 dengan angka persentase sebesar 27 persen.

Baca Juga: Tahan Laju Massa, Polres Metro Bekasi Cegah 700 Buruh yang Ingin Pergi ke Gedung DPR RI

Sebanyak 27 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 2,6 juta jiwa diperkirakan sebanyak 700 ribu lebih warga Sulut yang yakin tidak akan terjangkit COVID-19.

Inilah yang menurut Monardo menjadi tantangan sehingga harus ada strategi yang lebih efektif untuk mempengaruhi masyarakat agar dapat mematuhi protokol kesehatan COVID-19.

"Presiden dalam setiap kesempatan mengatakan perubahan perilaku adalah keniscayaan. Kita tidak tahu kapan COVID-19 akan berakhir. Karena itu, kita harus mampu beradaptasi dengan COVID-19 ini," ujarnya.

Baca Juga: Mustahil Gugat Omnibus ke Judicial Review, Haris Azhar: 3 Hakimnya DPR, 3 Hakimnya Ditunjuk Jokowi

Dia berharap, setiap daerah mengedepankan kearifan lokal sehingga tokoh-tokoh daerah hingga tingkat RT/RW diikutsertakan dalam penanganan COVID-19.

"Semakin besar pelibatan masyarakat, maka semakin efektif dalam penanganan COVID-19," katanya.

COVID-19, menurut dia, menular bukan melalui hewan seperti flu babi atau flu burung, tetapi virus ini menular melalui manusia.

Baca Juga: Produsen Bisa Deklarasikan Sendiri Produknya Halal, IHW: UU Cipta Kerja Bisa Lemahkan MUI

Dari manusia kemudian COVID-19 menular ke orang-orang di sekitar termasuk orang-orang terdekat.

"Karena itu, dengan penjelasan yang lebih merakyat, bahasa yang lebih mudah dipahami, bahasa yang mudah dicerna, saya yakin kalau sekarang 27 persen, ke depan pasti akan berkurang," ujarnya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah