Para pelajar tersebut digelandang ke Mako Polres dari lokasi mereka kedapatan berkumpul dan bergerak menuju Istana seperti di Kolong Semanggi dan beberapa ruas jalan lainnya.
Menurut Agus, para pelajar tersebut datang bergerombol setelah mendapat ajakan berunjuk rasa lewat media sosial.
Baca Juga: Anggaran Mobil Dinas Diperkirakan Rp1.45 Miliar, Dewas KPK: Kami Tidak Tahu, Kami Menolak
Saat diamankan dan didata petugas, para pelajar mengaku hanya ikut-ikutan, tidak mengetahui pasti apa yang disuarakan dalam aksi penyampaian pendapat tersebut.
"Benar ini fakta, jadi kasihan adik-adik (pelajar) ini, jadi cuma datang rombongan 10-20 orang dan ada yang bawa mereka," ujarnya.
"Pelajar ini berfikir aman, merasa ada yang bawa, nanti ada yang tanggung jawab, pikirnya seperti itu," kata Agus.
Baca Juga: Minta Jokowi Bebaskan Syahganda dan Jumhur, Arief Poyuono: Saya Siap Beri 'Jaminan'
Beberapa pelajar yang didata memberikan keterangan soal diiming-imingi oleh orang yang tidak dikenal, tetapi tidak mengenal siapa yang akan memberikan imbalan.
"Itu kan memanfaatin juga. Momen-momen ini sebetulnya perlu kita cegah terjadi pada adik-adik (pelajar) kita," kata Agus
Hal tersebut juga mengundang pertanyaan bagaimana bisa pelajar ikut terlibat dalam unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja padahal sebagian besar sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ)akibat Covid-19.***