PR BEKASI - Front Pembela Islam (FPI) mensyiarkan dakwah Islam dengan falsafah amar ma'ruf nahi mungkar yang artinya menegakan yang benar dan melarang yang salah.
FPI dikenal publik dalam ketegasannya menegakan nahi mungkar atau memberantas kemungkaran. FPI sering melakukan sweeping acara atau tempat kemungkaran seperti tempat-tempat hiburan malam.
Kini, di bawah naungan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, FPI menggaungkan revolusi akhlak usai kepulangannya pada 10 November 2020 lalu.
Baca Juga: Bantuan BPUM Rp2.4 Juta Bagi Pelaku UMKM Kota Bekasi, Simak Cara Daftar dan Persyaratannya
Sebagai informasi, nama Habib Rizieq disorot belakangan ini sebab konten ceramahnya menuai kontroversi. Pada ceramahnya di Petamburan, Habib Rizieq menyinggung soal revolusi berdarah.
Sementara itu, Habib Rizieq juga melontarkan kata-kata tidak sedap terhadap artis kondang Nikita Mirzani pada ceramahnya di acara Maulid Nabi SAW.
Tidak hanya itu, Habib Rizieq juga menyinggung pemenggalan kepala penghina keturunan Rasulullah SAW.
Baca Juga: Habib Rizieq Dinilai Mengajak kepada Kekerasan, Alissa Wahid: Isi Ceramah Seperti Itu Bahaya Sekali
Melihat fenomena tersebut, Dewan Pakar PKPI, Teddy Gusnaidi mengkritik pedas konsep syiar dakwah FPI. Teddy menilai, tindakan tersebut merusak citra Islam.
Ngotot menjadi Pembela Islam di negara yang mayoritas beragama Islam adalah pihak yang ingin merusak citra Islam itu sendiri.— Teddy Gusnaidi (@TeddyGusnaidi) November 18, 2020
"Ngotot menjadi Pembela Islam di negara yang mayoritas beragama Islam adalah pihak yang ingin merusak citra Islam itu sendiri," tutur Teddy Gusnaidi dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Rabu, 18 November 2020.