Intoleransi dan Ektremisme Jadi Ancaman Dunia, Yenny Wahid: untuk Menangkalnya Libatkan Minoritas

- 19 November 2020, 21:37 WIB
Yenny Wahid berbicara mengenai Intoleransi dan ekstremisme.
Yenny Wahid berbicara mengenai Intoleransi dan ekstremisme. /@yennywahid/Instagram

Acara tersebut digelar bertepatan dengan momentum Hari Toleransi Sedunia pada 16 November 2020

Diskusi ini membahas strategi, pengalaman, dan pembelajaran UEA dan Indonesia terkait upaya penguatan toleransi, penanggulangan dan pencegahan kekerasan ekstremisme di masing-masing negara dan di dunia internasional.

Baca Juga: FPI Suarakan 'Anies for Presiden 2024', Refly Harun Sudah Ingatkan: Mesin Politik Belum Perlu Panas

Intoleransi dan ekstremisme kekerasan masih terus menjadi ancaman di berbagai belahan dunia. Negara maupun organisasi masyarakat sipil perlu terus mengembangkan strategi yang efektif dan beradaptasi dengan situasi baru yang berkembang.

Uni Emirat Arab (UEA) dan Indonesia sama-sama memiliki modalitas dan pengalaman yang kuat untuk melawan ekstremisme kekerasan dan memperkuat toleransi serta moderasi beragama di dunia.

Diskusi yang berlangsung sekitar dua jam ini memperlihatkan kesamaan kepentingan dan komitmen UEA dan Indonesia yang sama-sama menaungi penduduk dari berbagai latar belakang agama, etnis, dan kebangsaan.

Baca Juga: Ternyata dalam Islam Seorang Wanita Diperbolehkan Bekerja di Luar Rumah, Asal dengan Syarat Ini

Lebih lanjut, diskusi ini menjadi wadah yang efektif untuk saling bertukar ide, pengalaman, dan pembelajaran bagi kedua negara maupun organisasi masyarakat sipil dalam mendesain intervensi yang tepat untuk mencegah dan menangani intoleransi dan ekstremisme.

Selain Yenny Wahid, dalam diskusi tersebut hadir juga sebagai narasumber yaitu Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem AlDhaheri, Direktur Wahid Foundation Yenny Zannuba Wahid dan Executive Director the World Muslim Communities Council Dr. Hasan AlMarzooqi.

Diskusi yang dipandu oleh Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi, itu juga dihadiri sejumlah organisasi masyarakat sipil yang bergerak di isu toleransi, pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan, seperti Aliansi Indonesia Damai (AIDA), Maarif Institute, Peace Generation, Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), SeRVE Indonesia, The Habibie Center dan Yayasan Prasasi Perdamaian.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: islami.co


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah