Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Cara Atasi Bisikan Jahat Setan

- 18 Juni 2021, 07:20 WIB
Ilustrasi. Khutbah Jumat singkat terbaru 2021 membahas cara mengatasi bisikan jahat dari setan yang dapat merugikan manusia.
Ilustrasi. Khutbah Jumat singkat terbaru 2021 membahas cara mengatasi bisikan jahat dari setan yang dapat merugikan manusia. /Pixabay


PR BEKASI – Teks Khutbah Jumat singkat terbaru mengenai cara mengatasi bisikan jahat.

Sebagai manusia beragama muslim pasti tidak pernah luput dari bisikan jahat setan. Bisikan jahat itu mencoba menggoyahkan keimanan seorang muslim.

Salah satu yang bisa menjadi sarana menguatkan iman adalah melakukan ibadah, seperti salat Jumat bagi pria muslim.

Pelaksanan salat Jumat pun diisi dengan Khutbah Jumat. Di mana Khutbah Jumat merupakan salah satu rukun salat Jumat yang wajib ditunaikan.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Dua Amalan Surga yang Kerap Ditinggalkan Manusia

Jamaah pun dapat mengambil pelajaran dan renungan hidup dari materi Khutbah Jumat yang disampaikan khatib.

Simak teks Khutbah Jumat yang ditulis oleh Muslihin, PRM Takerharjo Solokuro, Lamongan.

Materi Khutbah Jumat yang ditulis oleh Muslihin mengenai cara mengatasi bisikan jahat, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Muhammadiyah, Jumat, 18 Juni 2021.

Materi Khutbah Jumat “Cara Mengatasi Bisikan Jahat”

Khutbah I

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: 3 Keutamaan Bulan Dzulqa’dah dan 4 Peristiwa Penting di Dalamnya

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرْهُ وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهدُ أَنْ لاَ إَلَهَ إِلاّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Salawat dan salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad, Rasulullah SAW.

Khatib berwasiat, wahai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Penyakit Hati yang Harus Dihindari Seorang Muslim

Orang yang benar-benar beriman tidak mempan digoda setan. Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 99 :

إِنَّهُۥ لَيۡسَ لَهُۥ سُلۡطَٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ

Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.

Sebaliknya bila iman kita lemah dan terus berkurang, maka akan menjadi santapan empuk. Sebab setan hanya mempengaruhi orang yang mengambilnya sebagai pemimpin dan mempersekutukan Allah (An-Nahl; 100).

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Lima Perbuatan yang Halangi Terkabulnya Doa

Sementara pada surat An-Naas ayat empat, setan akan membisikkan kejahatan secara tersembunyi. Ia adalah musuh yang ingin mencelakai dan memburu kita dengan senjata. Ia melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihatnya (Al-A’raf: 27).

Bahkan setan senang menghampiri hamba yang lalai berzikir kepada Allah.

Selanjutnya setan akan selalu membisikkan kejahatan ke dalam dada. Karena dari dada, lintasan pikiran, keinginan, kemauan dan niat muncul. Setan lalu menetap di dada, tinggal dalam hati, dan berjalan di aliran darah. Ia berasal dari golongan jin. Tapi ia punya teman dari golongan manusia.

Contoh setan manusia yakni orang kafir, komunis, perusak, provokator, penghasut, pendosa, penjajah, penghancur, penyusup, pengumpat dan pencela.

Baca Juga: Video Viral Pria Tak Dikenal Coba Serang Imam Masjidil Haram saat Khutbah Jumat, Ternyata Begini Kronologinya

Beberapa ulama mengatakan, setan datang kepada kita dari setiap arah dan sisi. Kita disuruh murtad. Bila tidak mampu, ia menghiasi kita dengan pekerjaan buruk dan meyakinkan kita bahwa itu pekerjaan baik. Bila tak mampu, maka agar kita bermaksiat. Bila gagal, setan menyibukkan kita dengan ibadah wajib, dan meninggalkan amalan sunnah.

Misalnya pada sebagian malam kita diperintah salat, sebagai ibadah tambahan sekaligus diangkat ke tempat terpuji oleh Allah.

Hati kita berbisik. “Lanjutkan tidur. Bangun di sepertiga malam saja.” Pas sepertiga malam, kita malah berselimut karena dingin. Di akhir malam, berbarengan tarhiman, baru tergesa-gesa mendirikan tahajud.

Setelah itu kita berniat sahur. Puasa sunnah. Dibisiki lagi. “Jangan memaksa. Tak berdosa bila ditinggalkan, bukan? Mending pilih puasa wajib. Atau amalan lain yang ringan.” Niat puasa gagal.

Baca Juga: Pria Terobos Mimbar Imam di Masjidil Haram saat Khutbah Jumat, Begini Nasibnya Sekarang

Azan berkumandang. Bisikan datang. “Jangan buru-buru ke masjid. Tunggu sampai ikamah. Lebih baik menjadi makmum masbuk, ketimbang salat sendirian. Salat sendirian juga masih lumayan, dibandingkan yang tidak salat.”

Sepulang dari masjid, acuh begitu ketemu duri atau aral melintang. Pokoknya saya aman. Begitu pula kala tercium aroma bangkai tikus.

Bisikan muncul. “Pungut dan buang di sungai. Atau bakar sekehendakmu. Asap hitam mengepul. Lengket di jemuran warga. Pakaian sangit. Peduli amat.”

Setelah itu kita berangkat kerja. Bisikan terngiang. “Alah, jangan sok rajin. Jadi apa? Santai.” Begitu pula ada yang mengalami celaka, bukan secepatnya ditolong. Tapi berswafoto. Bahkan hartanya dicuri.

Baca Juga: Seorang Pria Tak Dikenal Coba Masuki Mimbar Khutbah Jumat di Masjidil Haram Akhirnya Ditangkap Petugas

Di sekolah dan kantor jua setali tiga uang. Cuek ketika seorang nangis kebingungan, tanaman meranggas, kaca berdebu dan kran bocor. Dalihnya, “Bukan tugas saya.”

Kemudian kita masuk ruang, langit-langit penuh sawang. Pun dibiarkan. Terpenting sudah transfer pengetahuan.

Sewaktu jumatan, kita tak luput dari bujukan setan. Umpama, sudahlah tidak perlu mandi. Kenakan pakaian sembarang.

Cukup uang receh kalau bersedekah. Duduklah di barisan belakang. Guraulah. Main hp saja, tak masalah. Akibatnya kurang gereget mengikuti khotbah.

Baca Juga: Kemenag Libatkan Ulama dan Akademisi untuk Khutbah Jumat, Fadli Zon: Akan Timbulkan Kegaduhan Baru

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Menurut Aidh Al-Qarni, cara meraih kemenangan atas setan di antaranya ialah memohon perlindungan kepada Allah.

Seperti tertera dalam Al-A’raf ayat 200. Terutama saat marah, bernafsu, sombong, atau lalai, ucapkan audzu billahi min assyaitanirrajim.

Andaikan belum reda, berwudulah. Lalu mengajilah. Sebagaimana firman Allah :

فَإِذَا قَرَأۡتَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ

Baca Juga: Kemenag Siap Terbitkan Naskah Khutbah Jumat, Fadli Zon: Mau Disesuaikan Selera?

Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk (Surat An-Nahl, ayat 98).

Cara lain yang jitu adalah ikuti ulama. Sebab setan manusia selalu menghindari orang yang baik. Lebih dari itu perbanyak berzikir. Karena zikir termasuk senjata paling ampuh dan benteng yang sangat kuat serta mematikan dalam membunuh musuh.

Setan akan lari dari manusia yang mengingat Allah. Adapun masa yang tepat untuk membaca, berdasarkan riwayat Aisyah, khususnya surat An-Nas yakni tatkala mau tidur dan bangun serta mengeluh sakit.

Aqulu qauli hadza, fastagfiru. Innahu huwal ghafurur rahim.

Khutbah II

Baca Juga: Libatkan Ulama dan Akademisi, Kemenag Siap Terbitkan Naskah Khutbah Jumat Bermutu

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَ الْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنِ وَ لَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ, أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَ إِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ, وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Pada khutbah yang kedua ini marilah kita berdoa.

رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.

رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ

Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x