Pada bulan Januari, Februari 1948 pasukan Sungkono harus menghadapi dua front.
Di satu sisi menghadapi Belanda, di sisi lain menghadapi pengacau di garis belakang yaitu TRIP Batalyon Zaenal dan batalyon 38 pimpinan Sabarudin.
Baca Juga: Pernah Dituding Buronan oleh Arab Saudi, Habib Rizieq: Saya Punya Dokumen Kerja Sama dengan BIN
Kedua front itu ternyata bisa dimenangkan dan diselesaikan dengan baik. Yang pernah diucapkan Sungkono saat terjadi pertempuran 10 November 1945 lalu akhirnya terbukti.
Pada 24 Desember 1949, ia kembali ke Surabaya sebagai pemenang. Komandan Divisi A Belanda Mayor Jenderal Baay secara resmi menyerahkan kota Surabaya kepada Panglima Divisi I Brawijaya Kolonel Sungkono.
Menjelang pemulihan kedaulatan, ia mempelopori pembubaran Negara Jawa Timur dan Madura bentukan Belanda untuk masuk ke Negara kesatuan RI. Tanggal 22 Februari 1950, Markas Divisi I dipindahkan dari Nganjuk ke Surabaya.
Baca Juga: Demi Tingkatkan Kunjungan Turis Mancanegara, UEA Perbolehkan Warganya Minum Alkohol dan Kumpul Kebo
Mayjen Sungkono dalam dalam perjalanan kariernya sempat menduduki beberapa jabatan, di antaranya sebagai berikut.
1. BKR, TKR, TRI, TNI di Kota dan Wilayah Banyumas (1945)
2. Panglima Divisi VII TKR, meliputi daerah Surabaya, Bojonegoro dan Madura (1946)