Ungkap 3 Faktor Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto: Ekonomi Tumbuh 4.5-5.5 Persen

31 Desember 2020, 20:17 WIB
Ilustrasi: Tangkapan layar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2021 di Jakarta, Selasa 22 Desember 2020. /ANTARA/Dewa Wiguna

PR BEKASI - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, selain vaksin Covid-19, keberadaan investor ritel domestik selama pandemi akan membantu pemulihan ekonomi pada 2021 mendatang.

Saat menutup perdagangan bursa 2020 di Jakarta, Airlangga Hartarto mengatakan tiga faktor kunci yang dapat membuat pasar modal dan ekonomi Indonesia akan semakin stabil dan pulih di tahun 2021.

Faktor kunci tersebut yakni dengan adanya UU Cipta Kerja, vaksinasi, dan investor ritel.

Baca Juga: Terkait Normalisasi dengan Israel, Iran: Sama saja seperti Mendukung Pendudukan di Palestina 

"Tentu kita harapkan vaksinasi ini jadi game changer di sektor kesehatan dan di sektor ekonomi. Dan dengan adanya UU Cipta Kerja, dengan adanya vaksinasi, dan dengan adanya resilience atau daya tahan investor ritel kita, serta tentu pemerintah yang mendukung dan dengan adanya transparansi dan akuntabilitas, bahwa pasar modal dan ekonomi Indonesia akan semakin stabil dan pulih di tahun 2021," ujar Menko Airlangga Hartarto, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Kamis, 31 Desember 2020.

Masa pandemi dapat menjadi momentum dominasi kepemilikan investor domestik, dengan jumlah kepemilikan investor domestik tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Diketahui, jumlah kepemilikan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), 50,44 persen merupakan milik investor ritel domestik, sedangkan 49,56 persen dimiliki investor asing.

Baca Juga: Tak Disangka, Polisi Malaysia Sebut Pelaku Parodi Lagu Indonesia Raya Ternyata Adalah WNI 

Investor ritel domestik juga mendominasi rata-rata nilai transaksi harian bursa.

Data rata-rata nilai transaksi harian secara tahunan (year to date) Januari hingga November 2020 yang berjumlah Rp8,42 triliun, sebanyak 45,9 persen di antaranya dikontribusikan oleh aktivitas transaksi yang dilakukan oleh investor ritel dan tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Dominasi investor ritel domestik juga terjadi atas frekuensi transaksi di BEI. Secara tahunan frekuensi rata-rata transaksi di 2020 meningkat 31,98 persen menjadi 619.000 kali transaksi dari 469.000 kali transaksi di 2019 dan merupakan capaian tertinggi. 

Terkait itu, Menko Airlangga Hartarto menuturkan saat ini pemerintah terus melakukan upaya untuk pengendalian Covid-19 yang juga didukung dengan langkan-langkah untuk meningkatkan daya beli masyarakat sehingga aktivitas produksi pun dapat kembali menggeliat.

Baca Juga: Omnibus Law, Analis: Buat Investor Asing Percaya Indonesia Negara Potensial untuk Investasi 

"Kita melihat bahwa PMI di berbagai negara termasuk Indonesia sudah kembali di level 50,6, artinya ekonomi ini akan terus bergerak dan kami juga mendukung bahwa beberapa lembaga memberikan komentar positif terhadap UU Cipta Kerja. Bahkan juga JP Morgan memproyeksikan IHSG akan mencapai 6.800 di tahun 2021," kata Menko Airlangga.

Airlangga menambahkan, dengan perencanaan vaksinasi pada 2021 mendatang diharapkan dapat mencegah perluasan kasus Covid-19 dan akan meningkatkan mobilitas masyarakat yang ujungnya tentu akan mendorong kegiatan perekonomian. 

"Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan di kisaran 4.5-5.5 persen dan pemerintah tetap mengalokasikan dana untuk pemulihan ekonomi, juga untuk pencegahan penanggulangan Covid-19 sebesar Rp372,3 triliun," kata Airlangga Hartarto.

Baca Juga: DJ Palestina Ditangkap Akibat Nekat Gelar Pesta di Situs Pemakaman Nabi Musa

"Oleh karena itu, kami berharap bahwa kita semua bisa semangat untuk melawan pandemi COVID-19 sehingga pandemi ini bisa kita lalui bersama-sama dan kita bisa mendorong pemulihan perekonomian nasional," sambungnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler