Ingin Gantikan Posisi Tiongkok di Pasar Global, Menko Ungkap 4 Strategi Iklim Investasi Indonesia

16 September 2020, 13:29 WIB
Ilustrasi investasi asing. /Pixabay/Capri23auto/

PR BEKASI – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto memaparkan empat strategi dan kebijakan yang akan dilakukan pemerintah.

Strategi tersebut dilakukan dalam rangka memperbaiki iklim investasi di Indonesia.

Airlangga mengungkapkan strategi dan kebiakan tersebut dilakukan karena Indonesia memiliki peluang besar untuk menggantikan posisi Tiongkok sebagai tujuan investasi dari hubungan rantai pasok baru di pasar global.

Baca Juga: Awalnya Kenal di TikTok, Pria Ini Ajak Bertemu dan Lakukan Pelecehan Seksual terhadap Anak 10 tahun

"Untuk mengatasi tantangan eksternal dan internal guna menangkap peluang relokasi dati China ke Asia Tenggara, maka pemerintah menyadari pentingnya peningkatan iklim investasi dan daya saing Indonesia," katanya dalam acara HSBC Ecomonic Forum di Jakarta, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 16 September 2020.

Airlangga merinci strategi pertama yakni, segera menyelesaikan pembahasan RUU Cipta Kerja dengan DPR RI karena terdapat hal-hal yang disasar seperti penciptaan lapangan kerja.

Selain itu, peningkatan kompetensi pencarian kerja dan kesejahteraan pekerja.

Baca Juga: Ungkap Perannya di Pertamina, Ahok Minta Kementerian BUMN Dibubarkan Saja

Juga mengenai peningkatan produktivitas kerja serta investasi. Sehingga, transformasi ekonomi melalui RUU Cipta Kerja diharapkan mengeluarkan Indonesia dari jebakan negara berpendapatan menengah.

Strategi kedua, menyusun daftar prioritas investasi yang tidak hanya dengan pendekatan picking the winners.

Namun, juga mencakup bidang-bidang usaha yang akan diberikan fasilitas baik perpajakan maupun nonperpajakan.

Baca Juga: Bongkar Kebobrokan Pertamina, Pengamat Ekonomi: Kami Apresiasi Langkah Ahok, Maju Terus Saja, Libas

Kriteria bidang usaha yang ada diberi fasilitas antara lain industri yang berorientasi ekspor, substitusi impor, padat karya, padat modal teknologi tinggi, dan berbasis digital.

"Diharap dengan daftar prioritas investasi ini dapat menaik investasi yang bukan hanya besar tapi juga berkualitas dan mampu menciptakan lapangan kerja," katanya.

Strategi ketiga, melakukan pengembangan koridor di sepanjang Pulau Jawa bagian Utara dalam rangka penguatan pengembangan industri dan konektivitas transportasi serta logistik.

Baca Juga: Kasus Korupsi RTH Kota Bandung Masih Berlanjut, KPK Panggil 9 Pegawai Bank

Airlangga juga menyebutkan bahwa koridor Jawa merupakan penyumbang 38.7 persen dari total produk domestik bruto (PDB) nasioal dan 53.56 persen terhadap total sektor industri nasional.

Pengembangan koridor ekonomi di Jawa bagian Utara diharapkan dapat mendorong pemanfaatan kawasan industri seagai pusat pengungkit pertumbuhan ekonomi baru.

Hal tersebut bertujuan untuk mendukung investasi di sektor industri perdagangan dan jasa.

Baca Juga: 11 PKL di Kawasan Malioboro Terpapar Covid-19, Tim Gugus Tugas: Belum Dapat Pastikan Asal Penyebaran

Pengembangan ini diharapkan mampu meningkatkan ekspor melalui peningkatan daya saing industri interkoneksi supply chain dan meningkat value chain.

"Sekaligus mengintegrasikan kawasan industri dengan sistem pengembangan infrastuktur transportasi dan logistik," katanya.

Strategi keempat, menyusun inisiatif pembanunan superhub sebagai sentra produksi perdagangan teknologi dan keuangan, karena saat ini terdapat lima potensi superhub di Indonesia.

Baca Juga: Mulai Tahun 2021, Produk BMW Akan Gunakan Perangkat Lunak 'Rahasia' Buatan Israel

Di antaranya yakni koridor Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, Batam-bintan-Karimun-Tanjung, kawasan ibu kota negara di Kalimantan Timur, dan Kawasan segitiga rebana di Jawa Barat.

"Pengembangan industri berbasis klaster melalui superhub di daerah-daerah tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemerataan ekonomi antardaerah." ucapnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler