RI Alami Resesi, Kemenkeu: Pemerintah Optimis Indonesia Tidak akan Separah Negara-negara Lain

- 2 Oktober 2020, 17:30 WIB
Ilustrasi resesi.
Ilustrasi resesi. /PIXABAY/ Geralt

 

PR BEKASI - Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia turut menyebabkan kemunduran ekonomi bagi seluruh negara di dunia.

Karena kemunduran ekonomi tersebut, akibatnya terjadilah resesi di suatu negara.

Hal itu ditandai dengan pertumbuhan ekonomi riil yang bernilai negatif selama dua kurtal atau lebih dalam satu tahun yang sama.

Baca Juga: Desak Pilkada Serentak Ditunda, ICW: Ini Janggal, Diduga Kuat Ada Faktor Kepentingan

Setelah sebelumnya beberapa negara melaporkan bahwa negaranya telah memasuki jurang resesi, seperti Singapura, Malaysia, Jepang, dan lain sebagainya.

Kini, giliran Pemerintah Indonesia yang mengakui bahwa pada akhirnya ekonomi Indonesia telah mengalami resesi tahun ini.

Meski begitu, pemerintah cukup optimis jika resesi di Indonesia tidak akan parah seperti negara-negara lainnya.

Baca Juga: Ciptakan Jingle Resmi Perlawanan Covid-19, Padi Reborn Umumkan Perubahan Judul Lagu

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengungkapkan resesi sudah terjadi sejak awal kuartal I/2020.

Ekonomi Indonesia saat itu sudah mengalami penurunan, dari biasanya Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berada di kisaran 5 persen, turun menjadi 2.97 persen pada kuartal I/2020.

Kemudian, penurunan terus berlanjut ke kuartal II yang realisasinya minus 5.32 persen.

Baca Juga: KPK Sebutkan Modus-mosud Tindak Pidana Korupsi di BPD, Salah Satunya Asuransi

"Sudah jelas resesi, tetapi dalam menilai resesi ini penting untuk melakukan perbandingan yang fair," kata Febrio Kacaribu, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Jumat, 2 Oktober 2020.

Menurut Febrio, perlambatan aktivitas ekonomi menjadi ciri-ciri terjadinya resesi. Tahun 2020, Febrio memperkirakan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi dalam kisaran minus 1.7 persen sampai minus 0.6 persen.

"Kita lihat di kuartal pertama sudah turun, ya kita belum bisa katakan resesi karena belum tahu berapa lama. Sekarang, kita melihat kuartal kedua melemah, kuartal ketiga melemah. Ternyata kuartal pertama, sudah terjadi perlambatan dan ini berkelanjutan," tutur Febrio.

Baca Juga: Segera Daftarkan Diri Anda! Pemprov DKI Jakarta Lelang Jabatan Sekda dan Dua Deputi Gubernur

Febrio juga menjelaskan, beberapa negara mempunyai catatan resesi yang lebih parah dari Indonesia, contohnya saja negara India yang pertumbuhan ekonominya tercatat minus 24 persen.

Untuk itu, meksipun Indonesia mengalami resesi, cara memandangnya harus dengan cara perpektif yang luas. Terlebih lagi, jika ekonomi Indonesia hanya minus 1.7 persen sampai minus 0.6 persen.

Tentunya, kondisi ini jauh lebih baik dengan kondisi perekonomian negara-negara lainnya.

Baca Juga: Masih Tolak Disahkannya RUU Ciptaker, Gatot Nurmantyo: KAMI Dukung Aksi Mogok Kerja Nasional Buruh

"Ini adalah masalah yang sangat berat. Tetapi kita juga melakukan targeting dan tetap berhati-hati," ujar Febrio Kacaribu.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x