Palestina Tuduh Israel Tahan 2.000 Dosis Vaksin Covid-19 untuk Gaza

16 Februari 2021, 14:12 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/torstensimon

PR BEKASI - Otoritas Palestina menuduh Israel menahan sekitar 2.000 dosis vaksin Covid-19 yang ditujukan untuk petugas kesehatan di Jalur Gaza.

Sebelumnya, Kementerian kesehatan Palestina yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki telah merencanakan untuk mengirim vaksin Sputnik V asal Rusia ke Gaza.

Tetapi pada Senin, 15 Februari 2021 malam, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan Israel telah menahan pengiriman vaksin Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Dukung Revisi UU ITE, Mardani Ali: Karena Sering Dipakai untuk Bungkam Suara Pengkritik Pemerintah

Baca Juga: JK Akui Diserang Telah Buzzer, Ferdinand Hutahaean: Wajar, Kecuali Bapak Bicara di Kamar Mandi

Baca Juga: Heran UU ITE Disebut Tidak Baik, Mahfud MD: Bagaimana Baiknya lah, Ini kan Demokrasi

"Israel bertanggung jawab penuh atas tindakan sewenang-wenang ini," kata Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaila dalam sebuah pernyataan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Arab News.

Dirinya menambahkan, saat ini kementeriannya sedang berkoordinasi dengan organisasi internasional untuk mengatur pengiriman secepat mungkin.

COGAT, otoritas Israel yang menjalankan urusan sipil di wilayah Palestina yang diduduki, mengatakan Otoritas Palestina telah meminta untuk menerima 1.000 dosis vaksin Covid-19 ke Jalur Gaza.

Baca Juga: DPR Sambut Baik Wacana Revisi UU ITE, Azis Syamsuddin: Masyarakat Jenuh dengan Pasal Pencemaran Nama Baik

Akan tetapi, permintaan pengiriman vaksin Covid-19 tersebut harus menunggu keputusan pemerintah Israel terlebih dahulu.

Sumber-sumber Israel mengatakan dalam beberapa hari terakhir bahwa pengiriman vaksin itu bukan tindakan administratif sederhana di bawah lingkup COGAT.

Melainkan keputusan pemerintah Israel yang mungkin terkait dengan pembicaraan antara Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza dan Israel.

Baca Juga: 5 Bahaya bagi Kesuburan Pria Akibat Terlalu Sering Keluarkan Sperma, Salah Satunya Ejakulasi Dini

Kedua belah pihak telah berperang tiga kali sejak 2008, dan Israel telah menuntut pembebasan dua sandera Israel yang dilaporkan masih di Gaza serta sisa-sisa dua tentara yang tewas dalam perang terakhir, pada 2014.

Sebelumnya, Otoritas Palestina mengatakan telah mendorong mendukung peluncuran kampanye vaksinasi di Tepi Barat karena penundaan pengiriman.

Dikatakan pihaknya mengantisipasi pengiriman pada pertengahan bulan ini, memungkinkannya untuk mulai memvaksinasi masyarakat umum di Tepi Barat yang diduduki sambil berbagi saham dengan Hamas.

Baca Juga: Warganet Tunjukkan Foto Adegan Intim, KPI Beri Sanksi untuk Sinetron 'Buku Harian Seorang Istri'

"Ada penundaan dalam kedatangan vaksin," kata Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh menjelang pertemuan kabinet mingguan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Dia mengatakan peluncuran vaksinasi untuk masyarakat umum akan diumumkan di lain waktu, ketika persediaan yang cukup tiba.

Otoritas Palestina mengharapkan sekitar dua juta dosis yang dipesan dari berbagai produsen, selain vaksin dari program Covax yang didukung PBB, yang disiapkan untuk membantu negara-negara yang sulit mendapatkan vaksin.

Baca Juga: Dituduh Radikal oleh GAR ITB, Din Syamsuddin: Mereka Ini Pion dari Kelompok yang Tidak Suka Islam

Rencananya, Palestina mulai memvaksinasi petugas kesehatan garis depan awal bulan ini dengan pengadaan awal 10.000 dosis vaksin Sputnik V, serta beberapa ribu dosis produk Moderna melalui Israel.

Israel, yang melakukan salah satu kampanye vaksinasi tercepat di dunia per kapita, telah menghadapi seruan internasional untuk berbagi stoknya dengan warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat yang diduduki dan Gaza yang diblokade Israel.

Otoritas Palestina telah mencatat hampir 115.000 kasus Covid-19 di Tepi Barat, termasuk hampir 1.400 kematian, sementara Hamas telah mencatat hampir 53.600 kasus di Gaza, termasuk 537 kematian.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler