Baca Juga: Joe Biden Janjikan Sanksi Berat ke Myanmar yang Lakukan Kudeta, Tiga Kemungkinan Ini Bisa Berlaku
Diketahui bahwa memang tidak ada indikasi adanya risiko bagi kesehatan peserta uji coba.
Banyak yang mengandalkan vaksin yang dikembangkan Inggris yang sedang diluncurkan di seluruh Inggris dan telah disebut-sebut sebagai senjata murah melawan pandemi.
Suntikan ini telah diawasi dengan cermat karena kesalahan dosis dalam uji coba Oxford dan kurangnya data tentang kemanjurannya pada orang tua yang paling rentan terhadap virus.
Reuters membagikan surat tersebut, yang diperoleh dari universitas melalui permintaan Kebebasan Informasi, dengan tiga pakar berbeda dalam etika kedokteran.
Baca Juga: Namanya Terseret, Marzuki Alie: Daripada Fitnah, Masuk Neraka, Kita Berhitung di Hadapan Allah
Semua ahli etika mengatakan itu menunjukkan para peneliti mungkin tidak transparan dengan peserta uji coba.
Relawan dalam uji klinis seharusnya terus mendapat informasi lengkap tentang perubahan apa pun.
"Mereka sama sekali tidak jelas tentang apa yang perlu mereka perjelas, apa yang terjadi, apa yang mereka ketahui, alasan untuk melakukan penelitian lebih lanjut," kata Arthur L. Caplan, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 2 Februari 202.
Diketahui bahwa Arthur L. Caplan merupakan kepala pendiri Divisi Etika Medis di Universitas New York Sekolah Kedokteran Grossman.