Tolak Perintah Junta Militer, 3 Polisi Myanmar Kabur ke India Minta Perlindungan

- 4 Maret 2021, 21:30 WIB
Ilustrasi polisi Myanmar sedang mengamankan jalannya unjuk rasa menentang aksi kudeta yang dilakukan junta militer.
Ilustrasi polisi Myanmar sedang mengamankan jalannya unjuk rasa menentang aksi kudeta yang dilakukan junta militer. /REUTERS

Baca Juga: Berurusan Lagi dengan Polisi, Robby Abbas Ditangkap karena Positif 2 Jenis Narkoba

Kudeta tersebut membalikkan kemajuan lambat selama bertahun-tahun menuju demokrasi di Myanmar setelah lima dekade pemerintahan junta militer. Itu datang hari parlemen yang baru terpilih seharusnya menjabat.

Aung San Suu Kyi yang merupakan pemimpin Liga Nasional Untuk Demokrasi (NLD) akan dilantik menjadi pemimpin Myanmar untuk masa jabatan lima tahun kedua.

Akan tetapi sebaliknya, dia ditahan bersama dengan Presiden Win Myint dan pejabat senior lainnya.

India sudah menjadi rumah bagi ribuan pengungsi dari Myanmar, termasuk orang-orang etnis Chin, komunitas minoritas Kristen, dan sebagian besar Muslim Rohingya yang melarikan diri dari negara tersebut selama serangan kekerasan sebelumnya.

Baca Juga: Kasus Fatwa MA dan Red Notice, Djoko Tjandra Dituntut 4 Tahun Penjara dan Denda Rp100 Juta

Seperti Rohingya, Chin juga merupakan kelompok minoritas yang teraniaya di Myanmar, yang tinggal di Myanmar, Bangladesh dan India.

Sekitar 300 pengungsi dari komunitas Chin mengadakan protes di New Delhi pada kemarin menentang kudeta oleh junta militer bulan lalu di negara mereka dan menuntut pembebasan segera Aung San Suu Kyi.

Demonstrasi oleh anggota minoritas Chin diadakan di Jantar Mantar, wilayah utama ibu kota India untuk protes yang dekat dengan Parlemen.

Baca Juga: Kaget 6 Arwah Laskar FPI Dijadikan Tersangka oleh Bareskrim, Refly Harun Langsung Telepon Ahli Hukum Pidana

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah