Serikat Buruh Terbesar Myanmar Resmi Mogok Nasional, Dua Orang Tewas Tertembak di Kepala

- 8 Maret 2021, 20:12 WIB
Ilustrasi ratusan ribu orang berkumpul di Yangon, Myanmar, untuk memprotes penggulingan kepemimpinan sipil oleh militer.
Ilustrasi ratusan ribu orang berkumpul di Yangon, Myanmar, untuk memprotes penggulingan kepemimpinan sipil oleh militer. /The New York Times

PR BEKASI - Demonstrasi besar-besaran di Myanmar masih belum reda hingga hari ini.

Bahkan diketahui, demonstrasi semakin kuat diikuti oleh buruh-buruh pabrik yang tergabung dalam serikat buruh terbesar di Myanmar yang kini melakukan aksi mogok nasional.

Sebab itu, toko-toko hingga pabrik-pabrik dan bank di Myanmar kini dikabarkan banyak yang tutup dalam menyambut seruan mogok nasional dari 18 organisasi buruh demi menentang pemerintahan militer Myanmar hasil kudeta yang terjadi sejak sebulan lalu.

Seorang serikat pekerja yang mewakili industri konstruksi, pertanian, dan manufaktur mengatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk mempertahankan demokrasi di Myanmar, mengembalikan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Upaya Pemberantasan Korupsi Dinilai Tak Beri Efek Jera, HNW: Publik Melihat Semakin Banyak Dagelan 

Baca Juga: Kajian Islam: Simak Keutamaan dan Manfaat Zikir Pagi dan Petang

Baca Juga: Pengunjung Taman Safari asal Bandung Kedapatan Lempar Kaleng Minuman sebagai Santapan Kuda Nil

“Saat ini untuk mengambil tindakan untuk mempertahankan demokrasi kita,” kata serikat pekerja yang mewakili industri termasuk konstruksi, pertanian, dan manufaktur.

Ditegaskan kembali olehnya bahwa pihak junta militer tidak akan akan bisa mengatur warga Myanmar untuk memaksanya terus bekerja.

Dikatakan olehnya bahwa mogok nasional akan terus berlangsung hingga demokrasi bisa kembali normal di tangan mereka.

“Tidak ada yang bisa memaksa warga Myanmar untuk bekerja. Kami bukan budak junta militer sekarang dan kami tidak akan pernah menjadi budak," katanya.

Di saat desakan organisasi buruh untuk anggota serikat maupun nonserikat untuk melakukan mogok nasional, di kesempatan lain, dikabarkan kembali jatuh korban dalam aksi demonstrasi di Myanmar.

Baca Juga: Wali Kota Bekasi Diduga Terlibat Kasus Sengketa Tanah, Polda Metro Jaya Jadwalkan Pemanggilan

Baca Juga: Disebut 'Durhaka' Saat Pulang Kampung, Irma Suryani: Saya Tak Ingin NKRI Hancur karena Paham Agama yang Salah 

Dua pengunjuk rasa tewas tertembak di bagian kepala oleh aparat kepolisian.

Salah satu unggahan yang beredar di Facebook, menampilkan dua jenazah pria yang tergeletak di jalan di kota utara Myitkyina.

Saksi mata yang disebutkan ikut membantu evakuasi jenazah pengunjuk rasa itu melaporkan, kedua orang ditembak di kepala dan meninggal di tempat, sementara tiga orang lainnya terluka.

Saksi juga mengatakan bahwa dalam unjuk rasa tersebut, polisi menembakkan granat kejut serta gas air mata. Kemudian beberapa orang terkena tembakan dari arah gedung terdekat. 

“Betapa tidak manusiawi membunuh warga sipil yang tidak bersenjata,” kata saksi seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, Senin, 8 Maret 2021.

“Kita harus memiliki hak untuk memprotes secara damai.” sambung saksi yang berusia sekira 20 tahun tersebut.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah