Sementara juru bicara perdana menteri dan tugas pemerintah untuk Tigray tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai perkiraan UNICEF.
Juru bicara Perdana Menteri Abiy Ahmed, Billene Seyoum, mengatakan bahwa setiap hambatan untuk mengakses kelompok bantuan ke Tigray sedang dipantau secara ketat oleh pemerintah.
Mercado mengatakan bahwa selama ini anak-anak, wanita dan warga sipil lainnya telah menanggung luka akibat konflik dan trauma yang dialami.
"Misalnya kami berbicara dengan seorang wanita muda yang selamat dari kekerasan seksual, dia melihat neneknya terbunuh, dia diperkosa oleh beberapa pria saat dia melihat bayinya yang berusia sembilan bulan dilempar-lempar oleh pria lain. Sudah dua minggu sejak konvoi Program Pangan Dunia (WFP) PBB dapat memasuki ibukota regional Tigray, Mekelle," kata juru bicara Tomson Phiri.
"Sebuah konvoi lebih dari 200 truk sedang dalam perjalanan dari Semera ke Mekelle. Ini adalah setetes air di lautan. Kami membutuhkan setidaknya 100 truk untuk menuju Tigray setiap hari jika kami ingin memiliki kesempatan untuk membalikkan situasi bencana yang kita alami saat ini," sambungnya.
PBB membutuhkan telepon satelit dan peralatan komunikasi penting lainnya untuk operasi bantuannya di Tigray.
Juru bicara PBB Jens Laerke mengatakan bahwa mendesak agar pemerintah Ethiopia untuk memberikan izin serta visa yang lebih lama bagi pekerja bantuan.
Dilaporkan bahwa pertempuran dimulai antara pemerintah pusat Ethiopia dan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) November lalu.