Diketahui, selama periode pemerintahan Taliban di Afghanistan pada periode 1996-2001 mereka juga dipandu oleh hukum Islam.
Akan tetapi, di periode tersebut Taliban melarang para perempuan untuk bekerja dan bersekolah.
Selain itu, perempuan juga harus memakai burqa dan ditemani oleh kerabat laki-laki untuk pergi keluar.
Mereka yang melanggar aturan terkadang mengalami penghinaan dan pemukulan di depan umum oleh polisi agama Taliban.
Para pemimpin Barat mengatakan mereka akan menilai pemerintahan Taliban baru dengan tindakan mereka, termasuk bagaimana mereka memperlakukan anak perempuan dan perempuan.
Pernyataan tersebut diwakili oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson pada Rabu, 18 Agustus 2021.
"Kami akan menilai rezim ini berdasarkan pilihan yang dibuatnya, dan dengan tindakannya daripada kata-katanya, pada sikapnya terhadap terorisme, kejahatan dan narkotika, serta akses kemanusiaan, dan hak anak perempuan untuk menerima pendidikan," katanya.
Kekhawatiran para pemimpin Barat tersebut kemudian direspon oleh Hashimi dengan mengatakan Taliban akan sungguh-sungguh melaksanakan hal tersebut.