Studi Terbaru Ungkap Terapi Antibodi AstraZeneca Bisa Cegah Covid-19 di Luar Penggunaan Vaksin

- 24 Agustus 2021, 10:58 WIB
Studi baru mengungkapkan bahwa terapi antibodi AstraZeneca bisa mencegah Covid-19 di luar penggunaan vaksin.
Studi baru mengungkapkan bahwa terapi antibodi AstraZeneca bisa mencegah Covid-19 di luar penggunaan vaksin. /Reuters/Rachel Wisniewski

 

PR BEKASI - Data uji coba dari AstraZeneca (AZN.L) menunjukkan peningkatan prospek pengobatan baru untuk mencegah Covid-19 di luar vaksin.

Dengan memberikan harapan khususnya bagi orang-orang yang merespons suntikan imunisasi dengan buruk.

Produsen obat Inggris mengatakan bahwa terapi antibodi barunya mengurangi risiko gejala Covid-19 hingga sebesar 77 persen dalam uji coba tahap akhir.

Sementara vaksin mengandalkan sistem kekebalan yang utuh untuk mengembangkan antibodi yang ditargetkan dan sel penangkal infeksi.

Baca Juga: Penelitian Ungkap Campuran Vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Pfizer Bisa Tingkatkan Antibodi Enam Kali Lipat

Terapi AZD7442 AstraZeneca terdiri dari antibodi buatan laboratorium yang dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan untuk melumpuhkan virus corona jika terjadi infeksi.

Perusahaan mengatakan bahwa 75 persen dari peserta dalam uji coba untuk terapi yang memiliki kondisi kronis termasuk beberapa dengan respons imun yang lebih rendah terhadap vaksinasi.

Sementara eksekutif AstraZeneca Mene Pangalos mengatakan hasil uji coba terapi diambil tiga bulan setelah antibodi disuntikkan dan penyelidik akan menindaklanjuti sejauh 15 bulan dengan harapan perusahaan dapat memuji suntikan sebagai perisai selama setahun.

"Kami benar-benar berusaha membantu pasien yang membutuhkan tingkat perlindungan tambahan selain vaksin," kata Mene Pangalos, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 24 Agustus 2021.

Baca Juga: WHO Bereaksi Soal Kabar Thailand Akan Campur Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Dia memberi isyarat bahwa prospek produk Covid-19 baru di lemari obat AstraZeneca juga dapat meningkatkan nilai strategis dari vaksin Vaxzevria.

"Tidak ada perusahaan lain yang mengirimkan dua molekul melawan SARS-CoV2. Ini jelas membantu kami dalam memposisikan kami dalam hal Covid-19," kata Pangalos.

Eksekutif AstraZeneca terkemuka lainnya, Ruud Dobber, mengatakan bulan lalu bahwa opsi strategis yang berbeda sedang dieksplorasi untuk operasi vaksin AstraZeneca, yang menghadapi serangkaian tantangan.

Di sisi lain terapi serupa juga dibuat dengan kelas obat yang disebut antibodi monoklonal sedang dikembangkan oleh Regeneron (REGN.O), Eli Lilly (LLY.N) dan GlaxoSmithKline (GSK.L) dengan pasangan Vir (VIR.O).

Baca Juga: Thailand Dukung Rencana Campuran Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac-AstraZeneca

Tetapi AstraZeneca merupakan yang pertama mempublikasikan data uji coba pencegahan positif di lapangan dan sekarang menargetkan persetujuan bersyarat di pasar utama jauh sebelum akhir tahun.

Hal itu juga bertujuan untuk menghasilkan sekitar 1 hingga 2 juta dosis pada saat itu.

Penny Ward selaku Profesor Tamu di Pharmaceutical Medicine di Kings College di London, mengatakan bahwa berita itu menjadi pertanda baik bagi orang-orang yang merespons vaksinasi dengan buruk atau yang harus mengonsumsi penekan kekebalan untuk pasca-transplantasi, penyakit autoimun, dan kondisi lainnya.

"Ini berpotensi menjadi perubahan permainan bagi individu-individu ini, yang saat ini disarankan untuk terus melindungi diri meskipun telah divaksinasi sepenuhnya," katanya.

Namun, kabar baik tentang terapi itu diredakan oleh pernyataan terpisah AstraZeneca pada Jumat.

Dikatakan percobaan pengobatan untuk gangguan neurologis langka amyotrophic lateral sclerosis (ALS), yang dikembangkan oleh Alexion yang baru diperoleh AstraZeneca, telah dihentikan lebih awal karena kurangnya kemanjuran.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah