TPU Bekasi Pernah Dibanjiri Jenazah Pasien Covid-19, Petugas: Jangan Sampai kayak Kemarin Lagi

30 September 2021, 23:04 WIB
Ilustrasi. Petugas gali kubur di TPU Wanajaya menceritakan dirinya pernah memiliki hari tersibuk dalam memakamkan jenazah pasien covid-19. /M.Bayu Pratama/PR Bekasi/PR Bekasi

PR BEKASI - Perlahan kasus covid-19 di Indonesia sudah mulai menurun termasuk di Kabupaten Bekasi.

Di Agustus 2021 lalu, Bekasi pernah dibanjiri jenazah pasien covid-19 yang kemudian dimakamkan di TPU khusus di TPU Mangunjaya dan TPU Wanajaya.

Ketika itu, banyaknya jenazah pasien covid-19 bagaikan mimpi buruk bagi petugas penggali  kubur karena mereka harus bekerja tanpa henti.

Baca Juga: Ambulans Bolak-balik Datang, Pemakaman TPU Mangunjaya Andalkan Bantuan Dua Eskavator 

Seperti yang dialami oleh petugas penggali kubur di TPU Wanajaya, Santa Efendi (46).

Santa tak menyangka, dirinya pernah menjalani hari-hari tersibuk pada medio Juni-Juli lalu.
Dua belas tahun bekerja sebagai petugas penggali kubur, Santa baru benar-benar merasakan dirinya ‘kebanjiran’ jenazah.

“Pernah sampai 20 jenazah sehari. Dikerjainnya dari pagi, siang sampai malam terus-terusan datang,” kata Santa kepada tim Pikiran-rakyat.com.

Baca Juga: Puluhan Liang Lahat Jenazah Pasien Covid-19 di TPU Bambu Apus Tergenang 

Kala itu, Indonesia dapat dikatakan diterjang gelombang ke-2 covid-19 dengan didominasi oleh varian delta.

Kasus kematian di Bekasi saat itu benar-benar membludak. Setiap hari bisa lebih dari 10 jenazah yang dimakamkan.

Ambulans bolak-balik bergantian mengantarkan jenazah dari pagi hingga malam.

Sirine ambulans membuat warga sekitar pun merasakan kepanikan luar biasa.

Dari cerita Santa, petugas penggali kubur di TPU Wanajaya, Kecamatan Cibitung, dirinya pun merasakan kelelahan yang luar biasa.

Baca Juga: Anies Baswedan Larang Ziarah Kubur, Semua TPU di Jabodetabek Ditutup Selama Idul Fitri 

Saat kasus mencapai puncaknya, sekitar Juni-Juli lalu, rata-rata ada 13-17 jenazah yang dikuburkan di TPU Wanajaya.

Mayoritas di antaranya jenazah pasien covid-19.

“Jadi kalau dibanding sama di luar covid-19 mah jauh. Biasanya ada tiga sampai lima jenazah, kemarin sampai belasan,” ucap dia.

Sejak pagi, penggali kubur di TPU Wanajaya yang berjumlah tujuh orang terus menggali liang lahat.

Kemudian mereka mengenakan alat pelindung diri (APD) untuk menurunkan jenazah dari ambulans.

Baca Juga: Jenazah Covid-19 Terus Berdatangan, Petugas Pemakaman TPU Pedurenan Kota Bekasi Mengaku Kewalahan

Aktivitas itu terus berulang seiring berdatangannya mobil pembawa jenazah.

“Ya kalau dipikir mah capek. Mana kan khawatir juga kalau kena covid-19, ketularan, terus kena ke keluarga," ucap Santa yang mengakui takut.

"Apalagi kan setiap hari itu jenazah datang terus. Tapi ya namanya tugas, ikhlas saja. Cuma jangan sampai kayak kemarin lagi,” ucap dia.

Seiring menurunnya pandemi, jenazah yang dimakamkan akibat covid-19 ini pun mulai tidak ada, menurut Santa.

Baca Juga: 7 Anak Rusak Makam di TPU Solo, Polisi: Motifnya Main-Main dan Sengaja Merusak Nisan 

Santa mengatakan, terakhir dirinya menguburkan jenazah covid-19 pada pertengahan Agustus lalu.

“Alhamdulillah sudah tidak pernah lagi,” ucapnya.

Santa berharap tingginya kasus pada gelombang kedua kemarin dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak.

Kepada masyarakat, ia berharap agar patuh dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Ya kalau sekarang vaksin, ya segera vaksin. Tetap pakai masker. Sekarang sudah turun dan jangan sampai naik lagi,” ucap dia.

Baca Juga: PPKM Mikro Jakarta, Warga Dilarang Ziarah Cegah Klaster Covid-19 di TPU 

Kisah serupa pun disampaikan Asep Suwandi (45), sopir ambulans Rumah Sakit Harapan Keluarga Cikarang.

Pada saat kasus tengah meningkat, Asep harus menjemput sedikitnya 10-15 pasien covid-19 di kediamannya masing-masing.

“Pokoknya padat, setiap hari jemput ke sana ke sini. Paling jauh pernah jemput ke Cilamaya yang deket Cikampek," katanya.

"Itu ada WNA yang memang dari kantornya sudah bekerja sama dengan rumah sakit kami, jadi dibawanya ke sini,” ucap dia.

Baca Juga: TPU Khusus Covid-19 Penuh, Ada Wacana Jenazah Korban Covid-19 Bisa Dimakamkan di Tempat Lain 

Tidak kalah letihnya dengan penggali kubur, para sopir ambulans ini pun harus bekerja ekstra.

Pasalnya mereka diburu waktu agar cepat menjemput pasien dan mengantarkannya ke rumah sakit sesegera mungkin.

Apalagi rata-rata pasien sudah dalam kondisi kritis sesak nafas.

“Jadi kan memang harus cepat, buru-buru tapi keselamatan yang utama. Alhamdulillah sekarang sudah sebulan sudah enggak jemput-jemput lagi, karena kan kasusnya udah turun,” ucap dia.

Baca Juga: Ambulans Bolak-balik Datang, Pemakaman TPU Mangunjaya Andalkan Bantuan Dua Eskavator 

Cerita yang sama pernah ditulis di Pikiranrakyat-Bekasi.com bahwa sudah jaun menurun pasien covid-19 yang dimakamkan di TPU Mangun Jaya.

Dari pantauan, sehari bisa 20-25 ambulans yang berjajar mengantre untuk memakamkan jenazah.

Dua eskavator pun dimanfaatkan untuk mempercepat penggalian kubur bagi warga Kabupaten Bekasi yang meninggal dunia.

*Disclaimer: Berita ini telah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul "Cerita Sibuknya Penggali Kubur saat Darurat Covid-19: Jangan Sampai ada Corona Lagi lah Kasihan".*** (Tommi Andryandy/Pikiran-rakyat.com)

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler