Demokrat Kubu AHY Diserang Isu Korupsi Hambalang, Renanda Bachtar: Kubu KLB Sudah Mulai Frustasi

27 Maret 2021, 12:54 WIB
Wasekjen Partai Demokrat, Renanda Bachtar angkat bicara terkait kasus korupsi Hambalang yang kemabali diangkat ke publik oleh Demokrat versi KLB. /Tangakapan layar YouTube.com/tvOneNews/

PR BEKASI - Wasekjen Partai Demokrat Renanda Bachtar angkat bicara terkait perlawanan jajaran pengurus Partai Demokrat versi KLB yang kini membawa-bawa kasus korupsi Hambalang untuk segera diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Renanda Bachtar menilai, Partai Demokrat versi KLB sudah mulai frustasi, karena tidak menemukan celah hukum untuk menyerang, sehingga membuat celah gerakan politik dengan menggunakan isu kasus korupsi Hambalang.

Hal itu disampaikan Renanda Bachtar saat menjadi naraaumber di acara "Kabar Petang" bertajuk "Hambalang Jurus Moeldoko Goyang AHY?" pada Jumat, 26 Maret 2021.

"Kubu sana (KLB) sudah mulai frustasi, jadi tidak fokus pada perjuangannya untuk membuat apa yang di Deli Serdang itu disahkan," kata Renanda Bachtar, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Sabtu, 27 Maret 2021.

Baca Juga: Soroti Wacana Presiden 3 Periode, Pakar Hukum: Tak Perlu Ditanggapi Serius Para Pemangku Kepentingan

Baca Juga: Minta KPK Bertindak, Max Sopacua: Ada Kader Demokrat yang Tak Tersentuh Hukum Usai Nikmati Korupsi Hambalang

Baca Juga: Sebut SBY dan AHY Otoriter Selama Pimpin Demokrat, Muhammad Rahmad: Ini Bencana yang Luar Biasa Bagi Demokrasi

"Kelengkapan dokumennya masih banyak masalah, celah hukum sudah tidak ada, akhirnya bikin celah gerakan politik, mencoba framing-framing Hambalang," sambungnya.

Renanda Bachtar menjelaskan bahwa sejak dulu kasus korupsi Hambalang selalu dijadikan alat untuk menyerang Partai Demokrat.

"Hambalang dari dulu itu memang selalu dimainkan oleh buzzer-buzzer, pihak sana yang gak suka sama Demokrat. Kita tahu dan ingat, Demokrat jatuh karena banyak orang-orang yang kotor," kata Renanda Bachtar.

Lebih lanjut, Renanda Bachtar menyebut bahwa yang membuat Partai Demokrat hancur adalah orang-orang yang kini bergabung dengan kubu Moeldoko.

Baca Juga: Berkaca pada China Hingga Irak, Ulama Lebak KH Hasan Basri Setuju Pelaku Korupsi Bansos Dihukum Mati

"Kalau disebut bersih-bersih, betul, kita bersyukur hari ini Demokrat lebih bersih dari hari kemarin. Orang seperti Anas, Nazaruddin, yang sekarang bergabung di sana dengan Pak Moeldoko. Itu sebenarnya bagian dari masalah yang membuat Partai Demokrat hancur," tutur Renanda Bachtar.

Menurutnya, kasus korupsi Hambalang sudah inkrah dan semua orang yang terlibat di dalamnya sudah dihukum.

"Nah, sekarang mau di-framing seperti apa pun juga kan rakyat tidak bodoh. Publik mengikuti cerita demi cerita bahwa memang masalah Hambalang ini sudah inkrah, yang dinyatakan bersalah sudah dihukum," ujar Renanda Bachtar.

Baca Juga: Diusir Hotma Sitompul Tanpa Alasan yang Jelas, Ibu Bams Eks Samsons: Saya Sebagai Istri Merasa Dizalimi

Renanda Bachtar pun menegaskan, kalau memang ada temuan baru tentang kasus korupsi Hambalang, justru pihaknya pun akan mendukung agar kasus tersebut kembali dibuka.

"Memang ada nama-nama yang disebut-sebut, tapi itu bukan dari Partai Demokrat, silakan cari tahu sendiri siapa itu. Justru kita katakan, kalau benar ada temuan baru, silakan bagus dan kita gak masalah, kita buka lagi kasus Hambalang," kata Renanda Bachtar.

Namun menurutnya, jika tidak ada temuan baru, jelas sekali terlihat bahwa itu hanyalah pengalihan isu untuk menjatuhkan Partai Demokrat.

"Tapi kalau tidak ada, jelas 100 persen ini hanya pengalihan isu, satu framing mau dibuat bahwa inilah yang menjatuhkan Partai Demokrat," ujar Renanda Bachtar.

Baca Juga: Akui Takut Di-roasting Kiky Saputri, Sule: Takutnya Terjadi Apa-apa, Manusia Kadang-kadang Bisa Lepas Kontrol

"Padahal teman-temannya sendiri di sana, salah satunya Nazaruddin. Siapa yang tidak tahu, karena Nazaruddin lah kita di-framing dari semua media bahwa Demokrat partai terkorup segala macam," sambungnya.

Terakhir, Renanda Bachtar menyebut, jika benar Partai Demokrat versi KLB ingin bersih-bersih dari orang-orang yang korup, kenapa harus dengan orang-orang yang sudah terbukti kotor.

"Teman-teman di sana itu aneh, dia bilang mau bersih-bersih, tapi dengan orang dari bagian masalah yang tidak bersih. Itu bagaimana?," ujar Renanda Bachtar.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler