PR BEKASI - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan buka suara mengenai pembatalan penerapan PPKM Level 3 selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Meskipun ancaman varian baru Covid-19 Omicron masih mengintai, Luhut menjelaskan bahwa kebijakan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia tidak tetap.
Hal tersebut pun membuat netizen heran dan curiga karena pada bulan lalu pemerintah telah resmi memutuskan untuk memberlakukan PPKM Level 3, namun kini tiba-tiba dibatalkan.
Salah satu komentar itu datang dari netizen Twitter @AlifKamal_, dirinya mencurigai adanya maksud terselubung dari pembatalan PPKM Level 3 ini.
Baca Juga: Pemerintah Batal Terapkan PPKM Level 3 di Selama Libur Nataru, Menko Luhut Sampaikan Alasannya
"Tiba-tiba batal..., banyak liburan, banyak PCR, banyak...???" ucap dia.
"Harus batal sebab opung mau Natalan. Kalau Idul Fitri mah gpp dipakein PPKM," kata @EnggalPamukty.
"PPKM berlaku untuk: Bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Adha, Mudik, Hari Raya Idul Fitri, Tahun baru Islam dan maulid Nabi digeser demi PPKM.
Baca Juga: Waspada Penularan Omicron, Luhut Pandjaitan Larang Pejabat Negara ke Luar Negeri
PPKM tidak berlaku untuk: Libur Natal dan Tahun Baru tidak perlu digeser!!! Itulah namanya Toleransi," ucap @Robert_Piliang.
Namun meskipun banyak netizen yang mencurigai manuver Luhut soal PPKM Level 3 ini, Epidemiolog asal UI, Dokter Pandu Riono berkata lain.
Melalui akun Twitter pribadinya, dia mengatakan bahwa pembatalan PPKM Level 3 ini justru adalah pilihan yang tepat.
"Pembatalan implementasi PPKM Level 3 itu pilihan yang bijak dan rasional, hasil masukan teman-teman Epidemiolog," ucapnya.
Menurutnya hal yang wajib dilakukan pemerintah saat libur Nataru adalah pengetatan persyaratan pelaku perjalanan dan pembatasan kerumunan.
Kemudian, sambung dia, ditambah dengan pembatasan aktivitas berdasarkan vaksinasi yang lengkap dan status Covid-19 negatif.
Seperti yang kita ketahui, nama Luhut belakangan menjadi buah bibir publik usai dirinya disebut-sebut terlibat dalam bisnis PCR.
Namun dia tidak ambil pusing mengenai kabar tersebut, Luhut mengaku siap mengundurkan diri jika ia terbukti menerima satu rupiah pun dari keuntungan bisnis PCR.
Baca Juga: Hariz Azhar Siap Perangi Luhut di Pengadilan, Refly Harun: Buang-buang Energi, Waktu Luhut Tersita
Luhut diketahui mendirikan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), salah satu perusahaan penyedia jasa tes Covid-19.
Perusahaan Luhut, PT Toba Sejahtera juga disebut memiliki sejumlah saham di perusahaan itu.***