Soal Ujian 'Anies Diejek Mega' Viral, Ferdinand: Bukan Cuma Memalukan, Ini Politisasi Pendidikan

- 14 Desember 2020, 07:12 WIB
Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.
Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. /Instagram/@ferdinand_hutahaean./

PR BEKASI - Publik Indonesia dihebohkan dengan sebuah soal ujian sekolah yang mencatut dua nama tokoh politik yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Seokarnoputri.

Hal tersebut diketahui setelah foto soal ujian tersebut tersebar melalui aplikasi pesan singkat dan sempat membuat kehebohan di media sosial.

Dalam kandungan soal ujian sekolah tersebut, tertulis kalimat "Anies Diejek Mega".

Baca Juga: Diancam Akan Disakiti Saat Pulang ke Madura, Begini Jawaban dan Perasaan Mahfud MD
 
Pada soal pertama, disebutkan bahwa Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta tak menggunakan jabatan untuk memperkaya diri, melainkan untuk menolong rakyat.

Lalu pada soal lainnya, disebutkan bahwa Anies Baswedan kerap diejek oleh Mega karena memakai sepatu yang kusam, namun Anies Baswedan tak pernah marah.
 
Kemudian, dari dua soal tersebut para siswa pun diminta menjawab sifat apa yang ditunjukkan oleh Anies Baswedan.

Baca Juga: Tanggapi Penangkapan 4 Pelaku Pengancam Dirinya, Mahfud MD: Mereka Ingin Mengadu Domba

Konten soal ujian sekolah tersebut mendapat sorotan dari Ferdinand Hutahaean. Ia menilai, hal tersebut adalah politisasi pendidikan dalam upaya membentuk opini di ranah pendidikan.

"Ini bukan cuma memalukan, tapi membawa politik ke lingkungan pelajar. Ini upaya membangun persepsi/opini terhadap Anies supaya seolah-olah orang baik, amanah, dan lain-lain. Ini Politisasi pendidikan," ujar Ferdinand Hutahaean dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Minggu, 13 Desember 2020.

Mantan politisi fraksi Demokrat tersebut juga menilai Aparatur Sipil Negara (ASN) seharusnya netral dan tidak mempolitisasi pendidikan.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Hari Ini di Jakarta, Jabar, dan Banten: Hujan Ringan dari Siang Hingga Sore Hari

"Guru pembuat soal ini sudah memenuhi syarat untuk diberhentikan karena sebagai ASN seharusnya netral dan tidak berpolitik apalagi mempolitisasi dunia pendidikan. Soal-soal seperti ini mudah menjadi semacam doktrin yang akan termemori dipikiran anak," tutur Ferdinand Hutahaean.

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta, soal ujian tersebut dibuat untuk menguji kompetensi siswa pada mata pelajaran mengenai pembentukan karakter, integritas, sabar, dan tanggung jawab.

Nahdiana, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengatakan pihaknya tidak pernah mengimbau pada guru dan sekolah untuk membuat soal ujian seperti itu. 

Baca Juga: Resmi Jadi Tahanan Polda Metro Jaya, Habib Rizieq Akan Diperlakukan Sama dengan Tahanan Lainnya
 
“Dinas Pendidikan tidak pernah mengimbau kepada guru di sekolah untuk membuat soal ujian sekolah dengan menyebutkan nama pejabat publik tertentu,” ucap Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta dikutip dari Antara.
 
Guru pembuat soal tersebut dipastikan telah mendapatkan teguran dan diimbau tidak mengulangi perbuatannya.

"Kami telah mengarahkan guru yang membuat soal ujian sekolah tersebut untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi," kata Nahdiana.

Baca Juga: Ada Selisih Suara Cukup Signifikan, Tim Akhyar-Salman Ungkap Kejanggalan di Pilkada Medan

Nahdiana mengatakan terkait adanya nama yang digunakan dalam soal itu tidak dimaksudkan untuk mendukung atau pun mencemarkan nama pejabat publik.
 
Nahdiana juga mengimbau kepada para pegawainya khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN) baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta untuk tetap menjaga netralitas ASN sehingga bisa memberikan pelayanan publik yang baik.
 
“Hal tersebut berpotensi menjadi unsur pelanggaran netralitas terhadap posisi ASN," kata Nahdiana.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah