FPI Tuntut Pembuktian Mimpi Bertemu Rasulullah, Pengacara Haikal Hassan: Pelapor Tak Mengerti Hukum

- 18 Desember 2020, 15:38 WIB
Haikal Hassan dilaporkan ke polisi terkait pengakuannya yang bertemu dengan Rasulullah.
Haikal Hassan dilaporkan ke polisi terkait pengakuannya yang bertemu dengan Rasulullah. /Instagram.com/@haikalhassan_quote

PR BEKASI - Kabar dilaporkannya Sekretaris Jenderal HRS Center Haikal Hassan ke Polda Metro Jaya oleh Forum Pejuang Islam (FPI) terkait mimpi bertemu Rasulullah, hingga kini masih menjadi perbincangan hangat di tengah publik.

Oleh karena itu, acara talkshow "Dua Sisi" membuka diskusi bertajuk "Ketika Mimpi Diancam Bui", untuk mengetahui sisi yang salah dari mimpi Haikal Hassan tersebut.

Menurut Ketua FPI Gus Rofi'i sebagai pihak pelapor, mimpi Haikal Hassan itu dinilai salah karena mimpi tersebut dikaitkan dengan musibah meninggalnya enam laskar FPI.

Baca Juga: Jokowi Bercita-cita Ekspor Vaksin Merah Putih, Rachland Nashidik: Kenyataannya?

"Yang dibahas Ustaz Haikal Hassan dalam mimpi adalah ketika terjadinya musibah, bukan hanya musibah FPI, tapi musibah bagi kita," kata Gus Rofi'i, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Talk Show tvOne, Jumat, 18 Desember 2020.

Dia mengatakan, tugas umat Islam dalam menyikapi musibah tersebut adalah berdoa kepada Allah, bukannya menyebut para laskar FPI itu sudah bersama Rasulullah seperti yang dikatakan Haikal Hassan, merujuk pada mimpinya.

"Tugas kita sebagai umat Islam, hanyalah berdoa, munajat kepada Allah tanpa menjustifikasi, tanpa memvonis bahwa ini syahid, bahwa ini bersama Rasulullah. Tidak boleh itu. Itu haknya Allah, bukan haknya kita sebagai manusia," kata Gus Rofi'i.

Baca Juga: Peringati Hari Bahasa Arab Sedunia, Wapres: Bahasa Arab Tidak Bersifat Eksklusif bagi Umat Muslim

Apalagi menurutnya, sejak dulu sampai sekarang para ulama telah bersepakat bahwa melukis wajah Rasulullah itu dilarang. Itu artinya, semua orang tidak tahu Rasulullah itu seperti apa.

Sehingga, dia pun meyakini bahwa Ustaz Haikal itu tidak pernah bertemu Rasulullah.

"Saya yakin Ustaz Haikal itu tidak bertemu Rasulullah. Makanya saya menuntut itu untuk membuktikan bahwa Ustaz Haikal bertemu Rasulullah. Maka dia harus membuktikan ke pengadilan bagaimana ciri dan wajah Rasulullah, dan itu sulit untuk dibuktikan," tuturnya.

Baca Juga: DPRD Minta Pemprov Jabar Jelaskan Rinci Soal Vaksin Covid-19 pada Masyarakat

Pernyataan yang disampaikan Gus Rofi'i yang meminta Haikal Hassan untuk membuktikan mimpinya itu pun mendapat pertanyaan balik dari presenter Dwi Anggia.

"Bagaimana caranya kita membuktikan mimpi seseorang?," tanya Dwi Anggia ke Gus Rofi'i.

Gus Rofi'i lantas menjawab bahwa seharusnya mimpi seperti itu disimpan sendiri dan tidak disebarkan seperti Haikal Hassan.

Baca Juga: Beri Pesan Habib Rizieq untuk Taati Pemimpin di Antaramu, Sudjiwo Tedjo Bilang Ini ke Ridwan Kamil

"Maka dari itu, ada aturan di Muhammadiyah dan NU, itu kalau kita bermimpi bertemu Rasulullah, ulama-ulama itu hanya disimpan, karena takut menimbulkan pro dan kontra," kata Gus Rofi'i.

"Nah, apalagi disangkut-pautkan bahwa yang meninggal ini bertemu dan bersama Rasulullah, dikatakan jihad. Apakah melawan hukum itu jihad? Kalau ini dikatakan jihad, berarti negara ini kan bersalah," sambungnya.

Sementara itu, Pengacara Haikal Hassan, Abdullah Alkatiri menilai bahwa pernyataan Gus Rofi'i itu mencerminkan dirinya yang tidak mengerti hukum.

Baca Juga: Sambut Optimis Rencana Vaksin Gratis, Airlangga Hartarto: Komitmen Pemerintah Selamatkan Rakyat

"Dari sini terbukti bahwa pelapor tidak mengerti hukum. Karena hukum itu kan harus ada bukti, kemudian ada fakta. Dia sendiri katakan kebohongan itu sukar dibuktikan. Saya balikin, bohong apa? Di mana bohongnya?," kata Abdullah Alkatiri.

Apalagi menurutnya, yang digunakan untuk menjerat Haikal Hassan adalah Pasal UU ITE, yang mana disebutkan pasal tersebut hanya untuk menjerat pernyataan yang menimbulkan keonaran.

Sementara menurutnya, tidak ada keonaran yang disebabkan mimpi Haikal Hassan tersebut.

Baca Juga: Ditunjuk Joe Biden Jadi Calon Mendagri dari Kalangan Pribumi, Deb Haaland: Saya Akan Jadi Galak

"Itu jelas yang menimbulkan keonaran, keonaran yang mana? Tidak ada keonaran. Bagaimana dia bisa menafsirkan mimpi seseorang, ini kan aneh juga. Mimpi itu kan subjektif sekali," kata Abdullah Alkatiri.

Dia pun menjelaskan, bahwa dalam sebuah hadis, Rasulullah mengizinkan seseorang bermimpi tentang dirinya.

"Bahkan Rasulullah sendiri pernah mengatakan dalam hadisnya bahwa jika orang mimpi wajah saya, maka itu lah saya. Karena wajah Rasulullah itu tidak bisa ditirukan dengan makhluk lain. Bahkan mimpi itu diperbolehkan oleh Rasulullah." tutur Abdullah Alkatiri.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Talk Show tvOne


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x