Pelatihan yang dilakukan dengan konsep pelatihan militer seperti bela diri, melempar pisau, menggunakan pedang dan samurai sampai dengan pelatihan perakitan bom dan penyergapan.
“Saya latih dari nggak bisa sampai menjadi seperti atlet. Mulai dari pembentukan stamina, power, gerakan dasar pada level tertentu sekitar 6 bulan ke atas. Kita latih bela diri seperti ninja dengan menggunakan pisau, bintang, dan juga samurai atau pedang. Kita juga latih persenjataan,” kata Karso.
Baca Juga: Viral! Dosen Harvard Sebut Minyak Kelapa Layaknya Racun, Guru Besar IPB Beri Jawaban Menohok
Masih menurut Karso, para anggota JI yang telah terlatih juga memiliki kemampuan untuk menculik tokoh dan juga pemimpinnya yang telah diamankan oleh pihak yang berwajib termasuk juga cara penyergapan yang dilakukan secara profesional.
“Kalau ada tokoh kita ditangkap, kita juga mesti bisa melakukan penyelamatan dengan melakukan aksi penyergapan. Kita latih juga seluruh anggota yang ada di Sasana,” katanya.
Setelah melaksanakan pelatihan, para anggota dikirim ke Suriah untuk selanjutnya dilakukan pelatihan militer di sana mulai dari menggunakan senjata api (senapan dan pistol) sampai dengan perakitan bom.
Baca Juga: Khawatir dengan Varian Baru Covid-19, Indonesia Tutup Pintu Bagi WNA per 1 hingga 14 Januari 2021
“Sudah ada dasarnya di sini, baru dikirim per angkatan ke Suriah. Di sana nanti akan dilakukan pelatihan lagi,” kata Karso.***