Menurutnya, pembubaran FPI sejalan dengan obsesinya meneruskan perjuangan Gus Dur.
"Tipping point saya terobsesi meneruskan perjuangan #GusDur terjadi ketika FPI menyerang kampung Ahmadiyah di ManisLor. Orang-orang Ahmadiyah via telepon menangis, 'kami akan bertahan sampai mati. Seandainya masih ada Gus Dur, pasti beliau besok pagi sudah berdiri di depan gerbang kami'," ucap Alissa Wahid.
Baca Juga: Tagar #FPITERLARANG Menggema di Twitter, Berikut 3 Ormas yang Sebelumnya Dilarang di Indonesia
Alissa Wahid turut mengungkap bahwa tindakan kriminal FPI sudah tercermin melalui pidato atau ceramah yang disampaikan tokohnya.
"Ujaran kebencian dan incitement to violence dalam pidato-pidatonya saja sudah kriminal itu, mas," ujar Alissa Wahid dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Rabu, 30 Desember 2020.
Ujaran kebencian dan incitement to violence dalam pidato2nya saja sudah kriminal itu, mas.
Kalau yg chat mesum, menurut saya bukan kriminal sih. Itu urusan personal beliau. Masalah akhlak saja. https://t.co/pf6X3bNOq9— Alissa Wahid (@AlissaWahid) December 30, 2020
Akan tetapi, kasus pesan mesum Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab, menurut Alissa, bukan merupakan tindakan kriminal, melainkan masalah akhlak.
Baca Juga: Pemerintah Resmi Larang dan Bubarkan FPI, Guntur Romli: Gus Dur Sejak Lama Ingin FPI Bubar
"Kalau yang chat mesum, menurut saya bukan kriminal sih. Itu urusan personal beliau. Masalah akhlak saja," tutur Alissa Wahid.
Untuk informasi, Mahfud MD juga menjabarkan bahwa keputusan tersebut tertera dalam Perppu dan putusan MK.