"Kecuali kalau mereka berpikir, demokrasi kita masih dikuasai cukong-cukong, demokrasi percukongan, dan demokrasi yang realistis oligarki," sambungnya.
Baca Juga: Bersedia Vaksinasi di Urutan 276 Juta, Natalius Pigai: Saya Tak Pilih Vaksin yang Diumumkan Negara
Refly Harun lantas menilai, kalau itu soalnya, maka penghapusan presidential threshold akan semakin sulit, dan Indonesia tidak akan punya masa depan demokrasi yang jauh lebih baik.
"Karena akhirnya uang dan kekuatan oligarki yang akan berpengaruh pada pemilihan presiden dan wakil presiden . Padahal selain pemilihan langsung, rakyat juga bisa memilih presidennya secara langsung, tapi ternyata tidak, kita disodorkan pilihan yang terbatas," tutur Refly Harun.***