Investor Masih Ingin Beli Surat Utang Indonesia, Said Didu: Iyalah, Bunganya Bisa 3 Kali Lipat dari Negaranya

- 3 Februari 2021, 19:45 WIB
Jebolan Teknik Industri Institut Pertanian Bogor (IPB), Muhammad Said Didu. /YouTube ILC
Jebolan Teknik Industri Institut Pertanian Bogor (IPB), Muhammad Said Didu. /YouTube ILC /

PR BEKASI - Mantan sekretaris BUMN Muhammad Said Didu turut mengomentari pernyataan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) soal keinginan investor untuk membeli Surat Utang Negara Republik Indonesia masih tinggi.

Kemenkeu diketahui kembali melelang Surat Utang Negara pada 2 Februari 2021 untuk seri SPN03210505, SPN12220203, FR0086, FR0087, FR0088, FR0083 dan FR0089 melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Deni Ridwan selaku Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menyampaikan bahwa dari hasil lelang, total penawaran yang masuk sebesar Rp83.79 triliun.

Baca Juga: Tiga Menteri Terbitkan SKB Terkait Seragam Sekolah, Berlaku di Semua Daerah Kecuali Aceh

Dirinya menjelaskan, besarnya penawaran yang masuk tersebut merupakan tanda keinginan investor untuk mendapatkan Surat Utang Negara masih sangat besar.

Karena menurutnya catatan itu naik 50 persen dibandingkan dengan lelang sebelumnya.

Menanggapi hal tersebut, mantan anggota MPR, Said Didu tidak heran jika keinginan negara-negara lain membeli Surat Utang Negara Indonesia masih tinggi.

Baca Juga: Arab Saudi Tutup Pintu bagi Indonesia dan 19 Negara Lain, Kemenag Beri Kepastian Soal Nasib Umrah

Sebab menurutnya, bunga yang diberikan oleh Indonesia bisa berlipat-lipat daripada negara lain yang juga menjual Surat Utang Negaranya, oleh karena itu jelas banyak negara asing yang tertarik membeli Surat Utang Negara Indonesia.

"Iyalah, bunganya bisa 3 kali lipat dari bunga di negaranya," ujar Said Didu, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Rabu, 3 Februari 2021.

Baca Juga: Jawab Penasaran Febri Diansyah, Susi Pudjiastuti: Gegara Unfollow Abu Janda, Saya Diidentifikasi Kadrunwati

Naasnya, ucap Said Didu, rakyatlah ujung-ujungnya yang membayar bunga dari utang-utang tersebut.

"Rakyatlah yang membayar keuntungan yang mereka peroleh," ucapnya.

Sebelumnya, Deni mengatakan, Appetite investor pada lelang SUN di pasar perdana awal Februari 2021 meningkat signifikan dan demand investor pada lelang kali ini terlihat sangat solid.

Baca Juga: Buruan Daftar! Pemprov DKI Jakarta Gelar Vaksinasi Massal Covid-19 untuk Tenaga Kesehatan yang Belum

Selain permintaan yang naik lebih dari 50 persen, Deni melanjutkan, bids to cover ratio pada lelang kali ketujuh seri Surat Utang Negara ini juga meningkat dari 2.26 kali di lelang sebelumnya menjadi 2.39 kali.

Di samping itu, kata Deni, investor juga masih fokus terhadap Surat Utang Negara yang tenor panjang, yakni lima dan 10 tahun seperti seri FR0086 dan FR0087. Mayoritas investor masuk pada seri tersebut.

"Incoming bids untuk kedua seri tersebut mencapai 62.5 persen dari total, dimana tenor 10 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan yang masuk mencapai Rp34.8 triliun," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Curhat Sulitnya Tangani Covid-19, Airlangga Hartarto: Sekarang Kita Dekati Secara Lokal Tingkat RT-RW

Deni menyampaikan, partisipasi investor asing pada lelang hari ini mencapai 17,6 persen dari total bids, meningkat 13.7 persen dari lelang sebelumnya. Persentase partisipasi asing kali ini dikatakannya tertinggi selama 2021.

Adapun total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp35 triliun. Dengan imbal hasil atau yield tertinggi yang dimenangkan, disebutkan Deni terbilang rendah.

"Secara umum tercatat lebih rendah apabila dibandingkan dengan cut off rate pada lelang sebelumnya. Penurunan terbesar terdapat pada tenor 10 tahun yang mencapai 11 basis points," ujarnya.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Bintang Asia di Liverpool, Takumi Minamino Resmi Dipinjamkan ke Southampto

Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) 2021, lelang penerbitan SUN selanjutnya dilaksanakan pada 16 Februari 2021. Pemerintah optimistis kondisi pasar akan tetap kondusif mendukung pembiayaan APBN.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Twitter @msaid_didu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah