Jokowi Ingin Revisi UU ITE, Rocky Gerung: Ini Hanya Tes Ombak, Angin Surga, dan Harapan Palsu Saja

- 16 Februari 2021, 14:37 WIB
Pengamat Politik Rocky Gerung menilai wacana revisi UU ITE dari Presiden Jokowi hanya angin surga saja.
Pengamat Politik Rocky Gerung menilai wacana revisi UU ITE dari Presiden Jokowi hanya angin surga saja. /Instagram.com/@rockygerung.ofc

PR BEKASI - Pengamat Politik Rocky Gerung menanggapi gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin merevisi UU ITE karena dianggap tak membawa keadilan bagi masyarakat.

Rocky Gerung mengatakan, gagasan Jokowi itu hanya sekadar tes ombak untuk mengetes seberapa serius tanggapan publik.

"Beliau sekadar tes ombak, seberapa serius tanggapan publik. Tapi saya anggap publik tak akan layani itu karena berkali-kali ombaknya hanya ombak palsu. Jadi gak perlu terlalu diperhatikan lah. Ini angin surga," kata Rocky Gerung, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayanagn kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa, 16 Februari 2021.

Baca Juga: Prabowo Subianto Minta Kader Gerindra Tak Buat Gaduh, Effendi Gazali: Bang Fadli Zon Tenang Saja

Baca Juga: Teddy Gusnaidi Bandingkan SBY dan Gibran Rakabuming, Yan Harahap: Batu Permata dan Batu Kali, Ya Gak Level

Baca Juga: Meggy Wulandari Somasi Rohimah, Kiwil: Jangan Bercanda dengan Hukum, Gak Enak!

Rocky Gerung pun menilai, selama masa pemerintahan Jokowi, masyarakat Indonesia selalu hidup dalam ketidak percayaan, karena ucapan Jokowi hanya lip service saja.

"Sebetulnya kita tahu, bertahun-tahun dalam pemerintahan Pak Jokowi, kita hidup dalam gelombang ketidak percayaan, karena yang diucapkan lain (dengan perbuatan)," kata Rocky Gerung.

"Jadi kalau beliau tiba-tiba punya ide untuk membatalkan UU ITE, ya itu juga gelombang baru yang ingin diciptakan untuk menutupi gelombang sebelumnya. Itu harapan palsu," sambungnya.

Baca Juga: DPR Sambut Baik Wacana Revisi UU ITE, Azis Syamsuddin: Masyarakat Jenuh dengan Pasal Pencemaran Nama Baik

Lebih lanjut, Rocky Gerung menjelaskan bahwa UU ITE hanyalah alat untuk mengendalikan oposisi. Sehingga menurutnya, percuma UU ITE direvisi tapi pemerintah tidak mengakui keberadaan oposisi.

"Kalau saya terangkan secara akademis, UU ITE itu hanya alat atau peralatan dari Istana untuk mengendalikan oposisi. Jadi poinnya bukan pada UU ITE, tapi pada ada atau tidaknya UU ITE, kan percuma UU ITE direvisi tapi oposisi tidak diakui oleh pemerintah," tuturnya.

"Presiden Jokowi sendiri yang menyebutkan 'negeri ini, demokrasi kita tidak memerlukan oposisi, karena kita Pancasilais'. Jadi cara berpikir presiden sudah final bahwa dia tidak menghendaki oposisi," kata Rocky Gerung.

Baca Juga: Dukung Revisi UU ITE, Abdul Mu'ti: Dalam Pelaksanaanya Hanya Dijadikan Alat Politik Kekuasaan

Oleh karena itu, Rocky Gerung menilai, ketimbang Jokowi memberi harapan palsu terkait revisi UU ITE, alangkah baiknya Jokowi memperbaiki caranya melangkah.

"Dalam soal politik, Presiden Jokowi justru harus memperbaiki cara dia melangkah dalam trek demokrasi, bukan dengan cara mensponsori dinasti, membiarkan korupsi di lingkaran dalamnya. Itu yang harusnya diperbaiki, bukan sekadar UU ITE, lalu semuanya selesai, enggak," kata Rocky Gerung.

Rocky Gerung juga meminta agar Jokowi dan orang-orang di lingkaran Istana belajar untuk lebih menghargai keberadaan oposisi.

Baca Juga: Dituduh Radikal oleh GAR ITB, Din Syamsuddin: Mereka Ini Pion dari Kelompok yang Tidak Suka Islam

"Ini lebih mendasar yaitu cara Presiden Jokowi, cara Istana secara keseluruhan menghormati oposisi, dengan begitu harus mengaktifkan oposisi. Jadi kalau dikatakan, silakan kita revisi UU ITE, tapi oposisi sudah diserap ke Istana, lalu siapa yang mau bicara, kan enggak ada," ujar Rocky Gerung.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x