PR BEKASI - Penceramah Haikal Hassan merasa bingung karena kasus mimpi bertemu Rasulullah SAW masih berlanjut sampai saat ini.
Haikal Hassan juga bingung, karena walaupun proses hukum masih berjalan, sampai saat ini kasusnya itu masih digantung, tidak ada penjelasan lagi dari pihak kepolisian setelah dia memberikan klarifikasi.
Hal itu dikatakan Haikal Hassan saat menjadi narasumber di acara 'Apa Kabar Indonesia' bertajuk 'Desakan Revisi UU ITE'.
Baca Juga: Ungkap Kronologi Didiagnosa Kanker Prostat, Kak Seto: Tiba-tiba Saya Ambruk, Badan Panas Tinggi
Baca Juga: Merasa Tak Ada yang Salah dengan Lawakannya, Ridwan Remin Tak Akan Minta Maaf Pada Ruben Onsu
Baca Juga: Banjir Hujatan Usai Dorong Pelayan Wanita, Robby Purba Kapok Lakukan Social Experiment
"Sampai sekarang ini masih belum dapat penjelasan dari Polri bahwa ini selesai atau tidak. Saya tidak tahu mekanismenya seperti apa, masih digantung," kata Haikal Hassan, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Rabu, 17 Februari 2021.
"Status masih terlapor dan kemarin saya sudah memberikan klarifikasi, dan sampai di situ. Kita pun bingung juga kok mimpi masih dilanjutin kasusnya," sambungnya.
Kebingungan Haikal Hassan pun semakin menjadi ketika melihat kasus lain, yang sudah berulang kali dilaporkan tapi tidak diproses, dan kebetulan terlapor adalah pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Sindir Jokowi, Haikal Hassan: Selama Pemerintahan SBY, UU ITE Gak Ada Masalah
"Sementara ada kasus delapan kali dilaporkan, dan kebetulan ini dari pihak yang sangat mendukung Presiden Jokowi, sampai saat ini belum diangkat kasusnya," ujar Haikal Hassan.
"Dan juga banyak kasus-kasus lain yang jelas-jelas melakukan penghinaan terhadap agama dan sangat mendukung Pak Jokowi, juga tidak dilakukan tindakan apa pun," sambungnya.
Meski demikian, Haikal Hassan tak ingin berburuk sangka pada Jokowi, dan meminta Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman untuk aktif menyampaikan kabar-kabar terkini pada Jokowi.
Misalnya, sejumlah kritik bahwa yang dipermasalahkan itu bukan UU ITE-nya tapi pengaplikasiannya yang sering disalahgunakan sejumlah pihak selama pemerintahan Jokowi.
"Jadi sebenarnya, mungkin Pak Jokowi tidak tahu, mungkin Mas Fadjroel harus lebih aktif menyampaikan pada Pak Jokowi bahwa di bawah aplikasinya (UU ITE) itu yang kita kritisi," kata Haikal Hassan.
Meski demikian, Haikal Hassan tetap mengapresiasi gagasan Jokowi yang ingin merevisi UU ITE, dan berharap revisi itu benar-benar terjadi.
"Sekali lagi Pak Presiden kami apresiasi, dan tvOne ini sangat baik diangkat terus. Jangan pernah susut sampai kasut ini tuntas, sampai undang-undang ini terevisi," kata Haikal Hassan.
Terakhir, Haikal Hassan juga meminta pemerintah untuk menertibakan para buzzer, dan menghentikan aliran dana ABPN untuk para buzzer.
"Jangan lupa para buzzer ditertibkan. Jangan mereka menikmati, temuan dari Komisi I ada APBN yang mengalir ke mereka, itu harus dihentikan," ujarnya.
"Jangan mereka sebebas-bebasnya mengkritik tanpa hambatan apa pun, dan ketika ada kritikan yang ditunjukkan pada para buzzer baru presiden ambil tindakan. Walau terlambat, kita apresiasi langkah ini," kata Haikal Hassan.***