PR BEKASI - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi pernyataan Moeldoko terkait alasan dirinya menerima jabatan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).
Herzaky Mahendra Putra menilai, pernyataan Moeldoko itu sepeti pepatah tong kosong nyaring bunyinya, yang selalu berbicara bohong dan fitnah.
Herzaky Mahendra Putra menilai, Moeldoko hanya memikirkan ambisi pribadi dan golongannya, karena membuat pernyataan di saat masyarakat masih berduka atas tragedi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
"Tong kosong nyaring bunyinya. Bicara bohong dan fitnah terus. Para pelaku begal partai mikir ambisi pribadi dan gerombolannya saja," kata Herzaky Mahendra Putra, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @Herzaky_, Selasa, 30 Maret.
"Orang sedang kaget karena bom Makassar, dia malah posting alasan bohong dia ambil alih 'rumah orang' secara kasar dan ilegal," sambungnya.
Tong kosong nyaring bunyinya. Bicara bohong & fitnah terus. Para pelaku begal partai mikir ambisi pribadi & gerombolannya saja. 4 jam lalu orang sdg kaget krn bom Makassar, dia malah posting alasan bohong dia ambil alih “rumah orang” scr kasar & ilegal. https://t.co/f4e5zYdST2— Herzaky Mahendra Putra (@Herzaky_) March 28, 2021
Herzaky Mahendra Putra lantas menilai bahwa hati nurani dan jiwa kesatria tidak bergantung pada jabatan dan deretan gelar.
"Kalau gelar akademik bisa didapat dengan belajar, jabatan bisa didapat dengan bermacam cara, tapi kalau hati nurani dan jiwa kesatria, tidak tergantung jabatan dan deretan gelar," kata Herzaky Mahendra Putra.
Oleh karena itu, Herzaky Mahendra Putra tak heran jika Moeldoko tak malu menerima tawaran sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
"Pantas tidak tahu malu terima tawaran Ketum KW dari KLB KW, pas ada bom saja masih sibuk posting urusan pribadi," ujar Herzaky Mahendra Putra.
Terakhir, Herzaky Mahendra Putra mengajak publik untuk menyelamatkan Indonesia dari pemimpin dan pejabat publik yang tidak punya hati nurani.
"Mari selamatkan Indonesia, dari pemimpin dan pejabat publik yang tidak punya hati nurani dan nirempati," kata Herzaky Mahendra Putra.
Sebelumnya, Moeldoko menyampaikan bawa dia adalah orang yang didaulat untuk memimpin Partai Demokrat karena adanya pertarungan ideologis di tubuh Partai Demokrat.
"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat," kata Moeldoko, Minggu, 28 Maret 2021.
Moeldoko menuturkan bahwa saat ini sudah terjadi pertarungan ideologis menjelang Pemilu 2024, yang terstruktur dan gampang dikenali, hingga menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.
"Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045," kata Moeldoko.
Oleh karena itu, Moeldoko menilai bahwa digelarnya KLB di Deli Serdang, Sumatra Utara bukan hanya untuk menyelamatkan Partai Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara.
"Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekadar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara," kata Moeldoko.***