Network
PR BEKASI - Aktivis sosial dan politik Indonesia, Yenny Wahid, menyampaikan kabar baik terkait ketentuan haji bagi jemaah Indonesia.
Yenny Wahid menyampaikan, pemerintah Kerajaan Arab Saudi akan memprioritaskan jemaah haji Indonesia.
"Alhamdulillah, kabar gembira buat kita semua. Jemaah haji kita jadi prioritas buat pemerintah Kerajaan Saudi," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @yennywahid pada Senin, 12 April 2021.
Baca Juga: Simak Tata Cara Pendaftaran Online BPUM Kota Bekasi
Dia menambahkan, keputusan tersebut diberikan oleh pemerintah Arab Saudi lantaran Indonesia merupakan pengirim jemaah terbesar di dunia.
Tak hanya itu, Kerajaan Arab Saudi juga akan meningkatkan kapasitas jumlah dalam menampung jemaah haji dan umroh.
"Selain itu, Kerajaan Saudi akan meningkatkan kapasitas negaranya untuk menampung jemaah haji dan umroh," katanya.
View this post on Instagram
Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan jemaah yang mengikuti ibadah yang termasuk rukun Islam itu, dengan meningkatnya jemaah hingga 10 juta orang pada 2030.
"Dan diharapkan thn 2030 akan ada peningkatan sampai 10 juta orang dari kondisi sekarang yang mampu menampung sekitar 2 juta jemaah," kata Yenny Wahid.
Baca Juga: Pemprov DKI izinkan Restoran Buka Selama Ramadhan Sampai Layani Sahur
Dia pun mendoakan agar Allah mencukupkan rezeki dan segera dapat menjalankan ibadah haji dan umroh.
"Semoga Allah mencukupkan rejeki kita dan kita bisa segera dipanggil untuk memgunjungi Baitullah ya Gaes. Amin," ujarnya menambahkan.
Pengumuman tersebut dilakukan bersama dengan peluncuran buku dari Duber Kerajaan Arab Saudi, Esam Al Taghafi, yang berjudul "Duta Antara Dua Kutub".
Dalam acara itu juga diselenggarakan dialog dengan para duta besar negara Timur Tengah, untuk menguatkan hubungan dengan Indonesia terutama dalam hubungan perdagangan.
"Para dubes yang hadir dengan antusias memberikan perspektif mereka, diantaranya adalah Dubes Bahrain, dubes Qatar, dubes Mesir, dubes Maroko, dubes Tunisia, dubes Jordan, dubes Palestina, dubes Yemen, dubes Mauritania dan wadubes Kuwait." tutur Yenny Wahid.***
