"Sebelumnya beliau adalah dirut Bank Mandiri, kemudian Dirut Inalum, menjadi wakil komisaris Pertamina. Saya pastikan penghasilan per bulannya di atas Rp1 miliar semua," ungkapnya.
"Tapi tiba-tiba sekarang menjadi menteri dengan penghasilan cuman Rp18 juta ditambah dana operasional tadi Rp150 juta, jadi jomplang sekali pendapatannya," sambungnya.
Maka dari itu, Refly Harun menyampaikan bahwa negara ini perlu melakukan revolusi penggajian agar semuanya tertata rapih.
"Jadi inilah misteri perolehan atau pendapatan atau gaji di republik ini yang tidak pernah ditata disusun secara baik sehingga memunculkan wilayah abu-abu, nah makin abu-abu wilayah itu, maka potensi korupsinya semakin besar," tutup Refly Harun.***