PR BEKASI - Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta Taufik turut menanggapi polemik larangan tepuk tangan yang disampaikan Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) laskar FPI Abdullah Hehamahua.
Menurut Taufik Damas, larangan tepuk tangan tersebut justru mencermikan sikap yang terbelakang.
"Semakin terbelakang," kata Taufik Damas dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Senin, 26 April 2021.
Baca Juga: PP Muhammadiyah Usul Toa Masjid Hanya untuk Azan dan Ikamah, Jimly Asshiddiqie: Ikamah Juga Tak Usah
Oleh karena itu, Taufik Damas menyampaikan doa kepada Allah swt atas hamba-Nya yang menampilkan sikap keterbelakangan.
"Ya Allah. Sayangilah hamba-Mu yang mengatasnamakan agama-Mu menampilkan keterbelakangan," ujar Taufik Damas.
Sebagai informasi, polemik larangan bertepuk tangan ramai diperbincangkan publik usai pernyataan yang dilontarkan Abdullah Hehamahua.
Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi tersebut mengatakan, kader Masyumi dilarang bertepuk tangan lantaran dianggap bagian dari budaya Yahudi.
Adapun polemik larangan bertepuk tangan tersebut disampaikan Abdullah Hehamahua dalam kanal YouTube 'Masyumi Memanggil'.
"Maaf, ciri Masyumi tidak ada tepuk tangan. Ciri Masyumi adalah takbir. Tepuk tangan adalah budaya Yahudi," kata Abdullah Hehamahua.
Baca Juga: Akun Medsos Penyebar Undangan Jakmania Berkerumun di Bundaran HI Ditemukan Polisi Siber
Oleh karena itu, Abdullah Hehamahua mengingatkan kepada para kadernya agar tidak bertepuk tangan.
"Saya mohon betul, sesudah ini tidak ada lagi dalam acara-acara Masyumi tepuk tangan. Tapi, ciri Masyumi adalah takbir," ucap Abdullah Hehamahua.
Selain itu, Abdullah Hehamahua sebelumnya juga sempat membuat heboh publik usai menyamakan dirinya seperti Nabi Musa saat menemui Presiden Joko Widodo.
Abdullah Hehamahua usai mendatangi Istana Negara pada 9 Maret 2021 lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Abdullah Hehamahua datang bersama politisi senior Amien Rais dan lain-lain bertemu Presiden Joko Widodo.
"Singkatnya besok kami datang, kami sepakat bahwa kami datang seperti Musa datang ke Firaun," tutur Abdullah Hehamahua, seperti dikutip dari kanal YouTube Ustadz Demokrasi.***