Network
"Di mana ini menyasar pihak-pihak yang gandrung ke situs-situs jihad dan terjebak di situ. Akhirnya melakukan perlawanan-perlawanan yang tidak konstitusional," sambungnya.
Menurut Aziz Yanuar, dalam seminar itu, Munarman menyampaikan bahwa perlawan atas suatu hal harus berdasarkan konstitusional dan tidak melanggar hukum yang berlaku.
"Jadi semua itu harus dilakukan berdasarkan prosedur perlawanannya. Artinya, kalau kita tidak terima atau kontra dengan satu hal, caranya harus elegan, harus sesuai konstitusi, tidak boleh melanggar hukum negara, apalagi hukum agama, dan terorisme itu melanggar hukum agama, karena kan merusak," tutur Aziz Yanuar.
Aziz Yanuar pun mempertanyakan, bagaimana bisa Munarman yang saat itu hanya diundang, dan tidak tahu-menahu soal baiat ISIS, tiba-tiba saja dilibatkan dalam tindak pidana terorisme.
"Justru kita di sini mempertanyakan, bagaimana beliau diundang, setelah diundang ada acara itu, kemudian dipersalahkan atau dipaksa dilibatkan dalam aksi-aksi yang mengarah ke tindak pidana terorisme," kata Aziz Yanuar.
Terkait kabar yang menyebut bahwa Munarman juga hadir di baiat ISIS di Jakarta dan Medan, Aziz Yanuar belum bisa menjelaskan apakah hal itu benar atau tidak.
Pasalnya, dalam dokumen resmi yang diterimanya dari kepolisian, hanya disebutkan bahwa Munarman hadir di baiat ISIS di Makassar.
"Saya belum bisa komentar, karena dokumen resmi yang saya terima dari pihak kepolisian itu terkait yang di Makassar," kata Aziz Yanuar.
