Adakan Pertemuan dengan Tiongkok, Luhut Binsar Pandjaitan Bahas Kerja Sama Lawan Covid-19

- 11 Oktober 2020, 13:31 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menlu Tiongkok Wang Yi.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menlu Tiongkok Wang Yi. /ANTARA/HO Kemenko Kemaritiman dan Investasi/

PR BEKASI – Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan Tiongkok untuk membahas sejumlah kerja sama bilateral, khususnya sebagai strategi menghadapi pandemi Covid-19.

Pertemuan tersebut wakili Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang diutusu khusus Presiden Joko Widodo untuk bertemu dengan Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi.

Luhut diketahui berangkat ke Yunan, Tiongkok, atas undangan Wang Yi pada 9 sampai 10 Oktober 2020 kemarin.

Baca Juga: KOBE ALOJA Bikin Hand Sanitizer Lidah Buaya, Pertamina Dukung Peningkatan Potensi Masyarakat Koja

Kedua menteri tersebut membahas lebih lanjut mengenai perdagangan dan investasi, kesehatan, pendidikan dan riset, vaksin, e-commerce, intelegensi artifisial (kecerdasan buatan), serta pertukaran budaya dan masyarakat.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, 11 Oktober 2020, dijelaskan berbagai permasalahan atau hal tertunda, dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Luhut menjelaskan bahwa Pemerintah Tiongkok akan menindaklanjuti permohonan Indonesia, agar ada peningkatan akses pasar.

Baca Juga: Respons Tudingan Aksi Demo, Andi Arief: Lama-lama Kami Usulkan Pak SBY Beneran Ikut Turun Langsung

Akses pasar tersebut untuk buah tropis, produk perikanan dan seafood, sarang burung walet, dan penambahan impor batu bara dari Indonesia.

Menlu Wang Yi juga akan ikut mendorong keterlibatan perguruan tinggi Tiongkok dalam pengembangan Pusat Konservasi, Penelitian, dan Inovasi Tanaman Obat Tiongkok-Indonesia di Humbang Hasudutan, Sumatra Utara.

"Pusat ini bisa kaya sekali dengan herbal yang berjumlah 30.000 spesies lebih, saya berharap dukungan dari Zhejiang University, Unnan University, dan Pusat Riset Unggulan di Bidang Tanaman Obat dan industri terkait," tutur Luhut Binsar Panjaitan.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Rekti Yoewono, Mocca Rilis Lagu 'There’s A Light At The End Of The Tunnel'

Kerja sama "Two Countries Twin Parks" yang sejak tahun lalu diusulkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Fujian, juga akan ditindaklajuti oleh Menlu Wang Yi.

Luhut mengharapkan kerja sama tersebut dapat segera direalisasikan.

Dari sisi Indonesia, sudah ada lokasi di Bintan seluas 4.000 hektare, dengan infrastruktur pendukung yang sudah relatif baik.

Baca Juga: Dinilai Rumit, Mantan Wakil Ketua KPK Unggah Cara Baca Omnibus Law

Menurut Luhut Binsar Panjaitan, konsep kerja sama juga bisa dikembangkan menjadi "Two Countries Twin Parks with Multiple Zones", dengan menyiapkan setidaknya tiga kawasan industri, yakni Bintan, Batang, dan Aviarna Semarang.

Lebih lanjut, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa proyek pengembangan Tsinghua South East Asia Center di Pulau Kura-Kura, Bali, juga menjadi perhatian pemerintah Tiongkok.

Dalam pertemuan tersebut, dia menyampaikan harapannya agar pemerintah Tiongkok dapat mendorong para profesor dan pakarnya melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua South East Asia Center.

Baca Juga: Hotman Paris Bagikan Kisah Perjalanan Hidupnya, Mulai Hanya Digaji 200 Ribu hingga Mau Bunuh Diri

Kemudian, agar perusahaan teknologi seperti Huawei dan Tencent ikut berinvestasi di sana.

Menlu Wang Yi menyatakn pihak Tiongkok selalu memandang hubungan kedua negara dari sudut strategis.

Kedua negara diharapkan dapat memperkokoh, saling percaya politik, dan terus memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan.

Baca Juga: Kemendikbud Terbitkan Surat Larangan Mahasiswa Ikut Demonstrasi Penolakan Omnibus Law

"Kerja sama di berbagai area telah mencapai progres yang luar biasa cepat," ucap Wang Yi.

Terkait dengan kerja sama alih teknologi vaksin, dia menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara dengan kapasitas produksi vaksin terkuat di Asia Tenggara sehingga bisa menjadi peluang bagi perusahaan negeri tirai bambu.

"Kami akan mendukung perusahaan kami untuk meningkatkan kerja sama, khususnya berbagi teknologi dan pengalaman, supaya Indonesia bisa menjadi pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara," tutur Wang Yi.

Baca Juga: Kebuntuan Komunikasi Dinilai Jadi Sebab Munculnya Konflik Bangsa, Jazilul Fawaid: MPR Paling Tepat

Selain itu, kerja sama Program Pengentasan Kemiskinan Berbasais Iptek, belajar dair pengalaman Tiongkok, juga akan menjadi salah satu kerja sama strategis jangka panjang kedua negara.

Wang Yi akan menindaklanjuti permintaan Luhut Binsar Panjaitan agar Tiongkok dapat berbagi pengalaman melalui program tersebut, melalui Kementerian/Lembaga yang terkait.

"Di era pandemi ini, kami masih bisa membebaskan semua kemiskinan sesuai target schedule (jadwal) kami, dan ini merupakan pertama kalinya seudah menghapuskan kemiskinan murni dalam sejarah 5.000 tahun," tuturnya.

Baca Juga: Jelaskan Ekspresi Kebebasan Berpendapat, Bamsoet: Selalu Ada Konsekuensi Atas Apa yang Disampaikan

"Kami bersedia berbagi pengalaman dengan Indonesia, dan akan menghubungkan dengan kantor yang terkait." ujar Wang Yi.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah