Tak Hanya Gantikan UN, 3 Bagian Ini yang Diterapkan Nadiem Makarim Pada Asesmen Nasional Pendidikan

- 11 Oktober 2020, 21:04 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim. /Humas Setkab

PR BEKASI – Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan Asesmen Nasional yang dirancang tidak hanya sebagai pengganti Ujian Nasional dan Ujian sekolah Berstandar Nasional.

Namun, sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi Sekretariat Kabinet, Setkab.go.id pada Minggu, 11 Oktober 2020, karena peningkatan sistem evaluasi pendidikan adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang didukung penuh oleh Presiden Joko Widodo.

Tujuan utama dari evaluasi pendidikan yakni mendorong mutu pembelajaran dan hasil belajar para peserta didik.

Baca Juga: Salah Kaprah, Cara Gunakan Masker dan Face Shield yang Benar untuk Cegah Penyebaran Covid-19 

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam pernyataan yang diunggah pada akun Twitter resmi Kemendikbud @Kemdikbud.ri pada Sabtu, 10 Oktober 2020 kemarin.

Nadiem Makarim menegaskan, perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian murid secara individu.

Namun, mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

“Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil Asesmen Nasional ini kemudian menjadi cermin untuk kita bersama-sama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia,” kata Nadiem.

Baca Juga: PSBB Ketat Anies Baswedan Buahkan Hasil Usai Kasus Aktif Covid-19 Turun, Jakarta Masuk Masa Transisi 

Menurutnya, Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian yakni Asesmen Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Nadiem Makarim menjelaskan, AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didk dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi.

“Kedua aspek kompetensi minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan,” kata Nadiem menambahkan.

Fokus kepada kemampuan literasi dan numerasi, lanjutnya, tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran karena justru membantu murid mempelajari bidang ilmi lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tulisan dan angka atau kuantitatif.

Baca Juga: Tes Swab dan PCR di Puskesmas Gratis, Doni Monardo: Laporkan Jika Masih Ada Pungutan Biaya 

“Jadinya kemampuan literasi dan numerasi adalah kemampuan yang akan berdampak kepada semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari oleh murid-murid kita,” ungkapnya.

Nadiem memaparkan, Survei Karakter dirancang untuk mengukur pencapaian murid dari hasil sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.

“Enam indikator utama (Survei Karakter) yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, kebinekaan global, kemandirian, gotong royong, bernalar kritis, dan kreativitas.” Katanya.

Nadiem Makarim juga melanjutkan pemaparannya terkait Survei Lingkungan Belajar, yakni dirancang untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.

Baca Juga: Adu Pendapat dengan Mahfud MD Soal Komunisme, Hidayat Nur Wahid Dituding Warganet Pro Khilafah 

“Asesmen Nasional pada tahun 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline) dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah maupun murid,” kata Nadiem Makarim.

Sementara, menurutnya, Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profil kekuatan dan area perbaikan di tiap sekolah dan daerah.

Nadiem Makarim menambahkan, dalam menghadapi Asesmen Nasional 2021 para guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua tidak perlu melakukan persiapan khusus maupun tambahan.

"Justru akan menjadi beban psikologis tersendiri," lanjutnya.

“Tidak usah cemas, tidak perlu bimbel khusus untuk Asesmen Nasional. Mari kita semua bersama-sama mendukung pelakanaan Asesmen Nasional mulai tahun 2021 sebagai bagian dari reformasi pendidikan Indonesia,” katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: setkab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah