Spyware Pegasus Rancangan Israel Retas 37 Ponsel Jurnalis, Aktivis, dan Eksekutif Bisnis di Dunia

- 20 Juli 2021, 10:49 WIB
Ilustrasi: Spyware Pegasus ciptaan perusahaan Israel berhasil retas 37 smartphone jurnalis, aktivis, dan eksekutif bisnis di dunia.
Ilustrasi: Spyware Pegasus ciptaan perusahaan Israel berhasil retas 37 smartphone jurnalis, aktivis, dan eksekutif bisnis di dunia. /Tima Miroshnichenko/Pexels

PR BEKASI - Spyware Pegasus ciptaan perusahaan Israel NSO Group Ltd, berhasil meretas 37 smartphone milik jurnalis, aktivis, dan eksekutif bisnis di seluruh dunia.

Di antara temuannya adalah spyware itu digunakan untuk menargetkan smartphone istri dan tunangan kolumnis Saudi yang terbunuh, yaitu Jamal Khashoggi.

Nomor telepon mereka muncul di daftar lebih dari 50.000 nomor, yang menurut konsorsium adalah target yang mungkin diawasi oleh pemerintah menggunakan spyware Pegasus.

Baca Juga: Israel Produksi Obat Semprot Covid-19, Dinilai Ampuh Lawan Varian Alpha dan Gamma

Selain itu spyware pegasus Israel juga berhasil meretas nomor telepon jurnalis luar negeri untuk organisasi berita, termasuk CNN, Associated Press, Voice of America, New York Times, Wall Street Journal, Bloomberg News, Le Monde di Prancis, Financial Times dan Al Jazeera di Qatar.

"Jenis pengawasan yang dilaporkan adalah pelanggaran mengerikan terhadap kebebasan pers dan kami sangat mengutuknya," kata juru bicara Bloomberg News, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Selasa, 20 Juli 2021.

Partai oposisi Hungaria juga menuntut untuk melakukan penyelidikan parlemen, setelah kritik dari Perdana Menteri Viktor Orban, termasuk taipan media, politisi oposisi, pengacara dan jurnalis yang dilaporkan menjadi sasaran spyware.

Baca Juga: Palestina Mengutuk Tindakan Israel, Kembali Serbu Kompleks Masjid Al Aqsha Jelang Hari Raya Idul Adha

Pemerintah di Budapest tidak membenarkan atau membantah laporan itu tetapi dia mengatakan bahwa pengawasan apa pun dilakukan secara legal.

Sementara Konsorsium media, yang dipimpin oleh Forbidden Stories nirlaba yang berbasis di Paris, mengatakan bahwa pihaknya mengungkapkan bukti yang diambil dari telepon melalui analisis forensik digital oleh laboratorium keamanan Amnesty International.

Setelah publikasi penyelidikan, Amazon Web Services mengatakan bahwa mereka telah menutup infrastruktur dan akun relevan yang terkait dengan perangkat lunak Pegasus.

Baca Juga: Tolak Aksi Genosida pada Palestina, Seperempat Yahudi Amerika Setuju Israel Negara Apartheid

Menurut Amnesty International, NSO Group menggunakan pusat data Eropa yang dijalankan oleh perusahaan hosting Amerika, termasuk AWS, untuk mengoperasikan banyak infrastruktur serangan bagi pelanggannya.

Pegasus telah dijual kepada pemerintah dan lembaga penegak hukum tertentu, mereka dapat meretas ponsel melalui tautan dan secara diam-diam merekam email, panggilan, dan pesan teks.

Dalam beberapa kasus, Pegasus dapat mengaktifkan dirinya sendiri tanpa korban mengklik tautannya.

Baca Juga: Nelayan Palestina Sumringah, Israel Perluas Zona Penangkapan Ikan di Gaza

Tidak diketahui berapa banyak ponsel dalam daftar yang ditargetkan atau diawasi oleh Pegasus.

Menanggapi konsorsium, NSO membantah bahwa teknologinya digunakan untuk melawan Khashoggi dan mengatakan bahwa penyelidikan itu mengandung asumsi yang salah dan kesalahan faktual.

Bulan lalu, NSO Group telah menerbitkan 'Laporan Transparansi dan Tanggung Jawab' tahunan pertamanya.

Baca Juga: Filmnya Disebut Produksi Israel, Aktor Palestina Ini Ogah Hadiri Festival Film Cannes

Di mana produknya telah digunakan oleh negara-negara untuk menggagalkan serangan teroris besar dan membongkar jaringan perdagangan narkoba.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Bloomberg News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x