Perubahan Iklim Jadi Ancaman Ekonomi Global, 122 Juta Orang Terancam Jatuh Miskin di 2050

18 Maret 2021, 20:47 WIB
Ilustrasi: Seorang anak menyeberangi rel kereta api di Pejompongan, Jakarta, Selasa, 2 Februari 2021. /ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj/ANTARA FOTO

PR BEKASI – Perubahan iklim yang saat ini semakin luas diprediksi akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Akibat hal tersebut, sebanyak 122 juta orang terancam jatuh miskin akibat perubahan iklim yang semakin meluas.

Hal tersebut dikatakan oleh Deputi Country Director Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia Said Zaidansyah dalam webinar mengenai ekonomi hijau yang dipantau di Jakarta, Kamis, 18 Maret 2021.

Menurutnya, pada 2050 mendatang, ekonomi global akan mengalami penyusutan hingga tiga persen akibat perubahan iklim yang kian terlihat nyata.

Baca Juga: Kurangi Limbah Medis, LIPI Ciptakan Mesin Penghancur Jarum Suntik Bekas Vaksinasi

Baca Juga: Joe Biden Tuding Vladimir Putin sebagai Pembunuh, Rusia Panggil Pulang Dubesnya di AS

Baca Juga: Pemain Sinetron Cinta Fitri Cynthiara Alona Tersandung Kasus Prostitusi Online di Hotel Miliknya 

Selain menyusutnya ekonomi global, beberapa faktor lain juga diprediksi akan berkurang seperti ancaman panen komoditas pangan global juga berkurang lima persen pada 2030 dan 30 persen pada 2080

Hal tersebut akan terjadi apabila negara-negara di dunia tidak melakukan apa pun untuk mencegah perubahan iklim semakin meluas.

"Dilihat secara global, kerugian akibat perubahan iklim mencapai 18 miliar dolar AS per tahun terhadap sektor energi dan transportasi," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Namun, Said Zaidansyah menambahkan jika sektor konsumsi rumah tangga juga diperhitungkan, kerugian per tahun semakin membengkak menjadi 390 miliar dolar AS atau senilai Rp5.6 triliun.

Apabila tidak dilakukan upaya apapun dalam pencegahan perubahan iklim, Said Zadiansyah mengatakan akan ada 143 juta orang yang harus direlokasi di dalam negeri.

Baca Juga: Sindir Anies Baswedan Soal Rumah DP RP0, Teddy Gusnaidi: Gue Bangga, Rakyat Kecil Itu Ternyata Bergaji 14 Juta 

Pada periode 1990-2019 di Asia Pasifik, sebanyak 2.5 miliar orang terdampak dan satu juta korban meninggal akibat bencana karena perubahan iklim.

Bencana tersebut telah menimbulkan kerugian fisik sebesar 1.470 triliun dolar AS yang hilang atau senilai Rp21.2 biliun.

Bahkan dia menerangkan risiko ancaman tersebut menjadi lebih besar karena Indonesia memiliki geografis kepulauan dan daerah yang rentan terjadi bencana alam.

Said Zaidansyah menyebut beberapa kota besar di Indonesia terancam dengan naiknya permukaan air laut, deforestasi, dan degradasi lingkungan yang terus berlangsung.

Oleh karena itu, Said Zaidansyah menekankan perlu adanya perubahan sistem ekonomi menjadi ekonomi hijau atau yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: JK Sanjung Anies Baswedan yang Kucurkan Rp100 Miliar untuk Masjid, Ferdinand Hutahaean: Itu Uang Rakyat 

Hal tersebut perlu dilakukan agar dampak dari perubahan iklim tersebut tidak berdampak semakin parah.

Secara umum ekonomi hijau sebagai sistem pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dengan mengurangi risiko lingkungan, kelangkaan ekologis, rendah karbon, pembangunan berkesinambungan, dan inklusif.

Sampai artikel ini dibuat, tercatat saat ini jumlah total penduduk miskin di Indonesia mencapai angka 27.55 juta jiwa.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler