Militer Arab Saudi Sukses Gagalkan Rudal Balistik Houthi yang Sasar Riyadh

28 Februari 2021, 12:54 WIB
Rudal yang diluncurkan oleh pasukan Houthi dari Yaman berhasil digagalkan oleh rudal patriot kerajaan Arab Saudi di atas langit Riyadh. /Twitter.com/@AuroraIntel /

PR BEKASI – Beberapa ledakan dengan kilatan terang terdengar dan langit malam di atas ibu kota Arab Saudi, Riyadh pada Sabtu, 7 Februari 2021.

Diketahui, ledakan tersebut merupakan serangan rudal yang diduga diluncurkan oleh pemberontak Houthi Yaman yang berhasil digagalkan oleh koalisi militer pimpinan Arab Saudi.

Koalisi pimpinan Arab Saudi mengatakan kelompok Houthi meluncurkan rudal balistik ke arah Riyadh dan tiga drone jebakan ke arah provinsi Jizan, dengan yang keempat menuju kota barat daya Khamis, Mushait.

Baca Juga: AS Roma vs AC Milan, Rossoneri Alami Krisis Kemenangan Akan Dihadang Serigala Ibu Kota

Baca Juga: Dua Awak KM UTY Star Selamat Setelah Terapung di Lautan Selama Berhari-Hari

Baca Juga: Investasi Miras, Filep Wamafma: Pemerintahan Jokowi Tidak Konsisten Selesaikan Persoalan Papua

Hal tersebut dikatakan oleh Brigadir Jenderal Turki al-Malki yang merupakan juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi.

"Pecahan rudal itu tersebar di beberapa lingkungan Riyadh, merusak setidaknya satu rumah. Tidak ada korban akibat serangan tersebut," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera.

Sampai artikel ini dibuat, belum ada komentar langsung dari kelompok Houthi terkait serangan tersebut.

Serangan itu terjadi ketika Arab Saudi menjadi tuan rumah kejuaraan Formula E di pinggiran Riyadh, yang menurut media pemerintah dihadiri oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Baca Juga: Jokowi Buka Izin Investasi Miras di Indonesia, Yan Harahap: Umar bin Khattab Tak Legalkan Khamar

Media lokal setempat menyiarkan rekaman dari apa yang tampak seperti ledakan di udara di atas Riyadh, dan pengguna media sosial juga memposting video.

Beberapa video menunjukkan penduduk menjerit ketika mereka menyaksikan ledakan berapi-api menembus langit malam, yang tampaknya merupakan penyadapan baterai rudal Patriot kerajaan.

Turki al-Malki mengatakan kelompok Houthi berusaha dengan cara yang sistematis dan disengaja untuk menargetkan warga sipil.

Baca Juga: Jadi Buah Terlarang, Taiwan Desak Warga Makan Nanas Lokal Lebih Banyak Setelah Dilarang China

Kedutaan Besar AS di Riyadh mengeluarkan peringatan kepada orang Amerika, meminta mereka untuk tetap waspada jika terjadi serangan tambahan di masa depan.

Situs web pelacakan penerbangan menunjukkan beberapa penerbangan yang dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Riyadh dialihkan atau ditunda satu jam setelah serangan.

Ketika perang Yaman selama bertahun-tahun berlangsung, serangan rudal dan drone Houthi di Arab Saudi telah menjadi hal yang biasa dan jarang menyebabkan kerusakan.

Awal bulan ini, Houthi menyerang pesawat penumpang kosong di bandara Abha barat daya Arab Saudi dengan pesawat tak berawak bermuatan bom, menyebabkannya terbakar.

Baca Juga: Hasto Kristiyanto: PDI P Belum Terpikirkan Cari Pengganti Nurdin Abdullah

Sementara itu, koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah menghadapi kecaman internasional yang meluas atas kampanye pemboman udara di Yaman.

Diketahui, pemboman tersebut telah menewaskan ratusan warga sipil dan mencapai sasaran non-militer, termasuk sekolah, rumah sakit, dan pesta pernikahan.

Presiden AS Joe Biden bulan ini mengumumkan bahwa dia mengakhiri dukungan negaranya untuk perang yang dipimpin Saudi di Yaman, termasuk penjualan senjata yang relevan.

Namun dia menekankan bahwa AS akan terus membantu Arab Saudi mempertahankan diri dari serangan luar.

Baca Juga: Media Asing Soroti Potensi Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Nikel jika Tesla Investasi di Indonesia

Houthi menyerbu ibu kota Yaman dan sebagian besar wilayah utara negara itu pada tahun 2014, memaksa pemerintah ke pengasingan dan berbulan-bulan kemudian, mendorong Arab Saudi dan sekutunya untuk campur tangan.

Tetapi pengeboman selama bertahun-tahun telah gagal menggoyahkan cengkeraman pemberontak di ibu kota Sanaa, dan mereka terus memperluas jangkauan mereka di utara negara itu.

Houthi sekarang terus maju dengan serangan mematikan untuk merebut kubu pemerintah Yaman di Ma'rib, tempat beberapa ladang minyak terkaya di negara itu ditemukan.

Baca Juga: Tidak Ada Jeranya! Millen Cyrus Terjerat Lagi Kasus Narkoba, Kali Ini Terciduk Saat di Bar

Konflik Yaman telah merenggut puluhan ribu nyawa dan jutaan orang mengungsi, menurut organisasi internasional, memicu apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler