PR BEKASI - Pejabat keamanan Israel telah menyuarakan ketakutan mereka terhadap kebangkitan cabang utara Gerakan Islam di Israel yang dipimpin oleh Sheikh Raed Salah yang dipenjara.
Diketahui, gerakan tersebut sudah dilarang oleh otoritas pendudukan Israel sejak 2015 lalu karena diduga lebih radikal dibandingkan cabang selatan yang moderat.
“Selain itu, cabang utara Gerakan Islam di Israel memiliki hubungan dekat dengan Hamas dan Ikhwanul Muslimin,” dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Post, Jumat, 2 Juli 2021.
Baca Juga: Muslim Indonesia Tolak Tawaran Israel untuk Perbaiki Hubungan Diplomatik
Baru-baru ini, diketahui para pemimpin cabang selatan Gerakan Islam di Israel yang merupakan bagian dari koalisi pemerintah Israel telah menyatakan rasa simpati mereka dengan cabang utara
Ini mengikuti protes solidaritas untuk mendukung warga Palestina lingkungan Yerusalem yang terancam, Masjid Al-Aqsa, dan Jalur Gaza pada Mei 2021 lalu.
Beberapa pemimpin cabang utara Gerakan Islam di Israel ditahan pada saat itu, termasuk wakil ketuanya, Sheikh Kamal Al-Khatib.
Mansour Abbas,yang merupakan kepala cabang selatan diketahui pernah berkunjung ke tenda protes yang diselenggarakan oleh cabang utara menentang penahanan Sheikh Al-Khatib sebagai bukti pemulihan hubungan antara dua cabang.
Baca Juga: Sudan Kecewa usai Jalin Hubungan dengan Israel, Ternyata Ini Alasannya
Tak hanya itu, salah seorang anggota cabang selatan Gerakan Islam di Israel juga telah menyatakan bahwa seluruh bangsa Palestina telah bersatu.
“Seluruh rakyat Palestina bersatu dari sungai sampai ke laut sampai disingkirkannya pendudukan,” katanya.
Diketahui, perbedaan antara kedua cabang Gerakan Islam di Israel adalah pendekatan mereka yang berbeda.
Gerakan Islam di Israel didirikan pada tahun 1971 oleh mendiang Sheikh Abdullah Nimer Darwish.
Baca Juga: Perintah Sudah Turun, Israel Siap Robohkan 20 Rumah Warga Palestina
Mereka diketahui telah membangun puluhan masjid, pusat budaya, pusat sosial, dan amal di seluruh wilayah pendudukan Israel.
Gerakan ini memenangkan pemilihan kota di beberapa kota dan desa di Israel pada tahun 1989 ketika berpartisipasi untuk pertama kalinya di bawah slogan "Islam adalah solusi".
Namun, gerakan itu terpecah ketika bagian selatan setuju untuk ambil bagian dalam pemilihan Knesset pada tahun 1996.
Pada 17 November 2015, cabang Utara Gerakan Islam di Israel dilarang oleh otoritas pendudukan dengan dalih tidak mengakui lembaga negara dan menyangkal hak Israel untuk eksis.
Baca Juga: Palestina Luluh Lantak Pasca Serangan Israel, Dana Bantuan Rekonstruksi Diblokir Senator Republik AS
Kabinet Israel menganggapnya sebagai kelompok teroris dan menuduhnya sebagai bagian dari Ikhwanul Muslimin yang mengakibatkan banyak pemimpinnya, terutama Syekh Raed Salah, berada di penjara.
Kritikus bersikeras bahwa Sheikh Salah dan lainnya dari Gerakan Islam di Israel ditahan karena aktivisme mereka dalam mendukung Masjid Al Aqsa, serta upaya mereka untuk mengekspos pelanggaran dan agresi Israel terhadap Palestina.***