Uni Eropa Hadapi Lonjakan Kebangkrutan dan Gagal Bayar Utang Imbas Pandemi Covid-19

- 12 Februari 2021, 15:57 WIB
Bendera negara Uni Eropa.
Bendera negara Uni Eropa. /PIXABAY/

Yang terkena dampak terburuk adalah hotel dan restoran, di mana tiga perempatnya mengalami masalah likuiditas. Kemudian disusul sektor transportasi, pembuat mobil, logam dasar, dan tekstil.

Selain itu juga layanan komunikasi, makanan dan obat-obatan serta komputer dan elektronik, bertahan jauh lebih baik.

Sementara, masalah likuiditas perusahaan belum tercermin pada rasio kredit yang buruk.

Baca Juga: Studi Terbaru: ASI dari Ibu Penderita Covid-19 Dapat Bentuk Antibodi bagi Bayi untuk Tangkal Virus Corona

"Meskipun jelas bahwa kapasitas pembayaran hutang dari sektor swasta telah terpengaruh oleh pandemi. Jaminan kredit pemerintah dan moratorium pembayaran pinjaman sejauh ini telah mencegah peningkatan gagal bayar pinjaman," katanya, menjelaskan.

Catatan itu juga menyimpulkan kondisi rasio berdasarkan NPL saham.

"Dengan demikian, headline NPL (non-performing loan) rasio - berdasarkan NPL saham yang agak stabil dan penyebut pinjaman yang meningkat - belum mencerminkan kemerosotan yang mendasari profil kredit debitur," kata Komisi.

Baca Juga: Surat Bahar bin Smith untuk Habib Rizieq Beredar Luas: Maafkan Anakmu Tak Bisa Berbuat Apa-apa

Dari hampir 2.3 triliun euro atau Rp38.973 triliun dalam ukuran likuiditas pemerintah di tingkat UE, dan perusahaan

Selanjutnya, rumah tangga telah mengambil sekitar 32 persen dari total, sebagian besar dalam jaminan publik, kata catatan itu.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah